Mengintip Isi Garasi Orias Petrus, Bos Inalum yang Diusir saat Rapat
100kpj – Sejak kemarin, nama Direktur Utama atau Dirut PT Inalum, Orias Petrus Moedak ramai dibicarakan publik. Hal itu bermula saat dirinya berdebat panas dengan anggota Komisi VII DPR dari partai Demokrat, Muhammad Nasir hingga berujung percekcokan. Bahkan, Nasir sampai mengusirnya dari ruang rapat.
Perdebatan tersebut terjadi saat Nasir meminta kejelasan mengenai pelunasan utang Inalum dari penerbitan obligasi untuk akuisisi PT Freeport Indonesia. Namun, Orias tak mampu menjelaskannya dengan baik. Itulah mengapa, Nasir merasa kesal dan meminta sang Dirut keluar dari ruang rapat.
“Kalau bapak sekali lagi begini, saya suruh bapak keluar (dari) ruangan ini,” kata Nasir yang kemudian membuat publik heboh.
Nada bicara Nasir pun meninggi. Malahan, ia sampai memukul meja dan mengatakan kehadiran Orias di ruang rapat sejatinya tak berguna sama sekali. Namun Orias menyebut, dirinya harus hadir lantaran mendapat undangan langsung dari DPR.
Setelah kejadian tersebut, nama Orias semakin dikenal publik. Padahal sebelumnya, mungkin banyak masyarakat yang belum mengetahui siapa dirinya. Meski begitu, ia telah beberapa kali menduduki jabatan sebagai direksi. Sebelum terpilih sebagai Dirut Inalum pada 2018 lalu, ia pernah menduduki posisi CFO di PT Bukit Asam dan PT Pelabuhan Indonesia.
Melihat kenyataan tersebut, agaknya tak heran jika pundi-pundi uang Orias terus bertambah. Berdasarkan penelusuran kami dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara atau LHKPN KPK, Kamis 2 Juni 2020, harta pribadinya hingga penghujung tahun lalu mencapai Rp24,1 miliar.
Dari kekayaannya tersebut, kebanyakan ia alihkan untuk tanah dan bangunan. Jumlahnya menyentuh angka Rp7 miliar lebih. Selain itu, melalui laporan yang sama, ia juga diketahui menyimpan ketertarikan besar di dunia otomotif.
Alumni Universitas Padjajaran atau Unpad Bandung tersebut menghabiskan biaya Rp1,8 miliar untuk keperluan kendaraan. Yakni Toyota NAV1 seharga Rp250 juta, Toyota Fortuner Rp300 juta, Toyota Rush Rp300 juta, Suzuki SX4 Rp250 juta, Peugeot 3008 Rp700 juta, dan satu unit motor Honda tanpa keterangan model senilai Rp20 juta.