Orang Jepang Bingung Lihat Kijang Innova di Indonesia, Kok Bisa?
100kpj – Jika bicara mengenai mobil berjenis medium MPV, agaknya sulit mengesampingkan nama Kijang Innova. Produk buatan Toyota itu merupakan salah satu model terlaris yang pernah hadir dan dijual di pasar Indonesia. Selain melegenda, statusnya sebagai mobil keluarga juga menjadi alasan mengapa unitnya selalu diburu konsumen.
Meski di Indonesia tampilan seperti Kijang Innova dianggap umum, namun tidak demikian di Jepang. Bahkan, orang-orang di sana merasa bingung lantaran pada umumnya, mobil MPV punya tampilan lebih bongsor layaknya kendaraan premium.
Baca juga: Lelang Motor Listrik Bertandatangan Jokowi Laku Terjual Rp2,5 Miliar
Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor atau TAM, Anton Jimmy Suwandy mengatakan, secara dimensi, orang Jepang beranggapan bahwa Kijang Innova lebih layak disebut sebagai mobil SUV. Sebab, mereka mengenal MPV sebagai kendaraan kotak, besar, dan dengan pintu berjenis sliding.
"Sebenarnya kalau kita katakan desain ini memang relatif ya, saya pernah ingat diskusi dengan teman-teman (orang Jepang) di Jepang, mereka kalau lihat desain Kijang Innova itu pada bingung dan bertanya: sebenarnya ini mobil apa?" ujarnya melalui video conference bersama Forum Wartawan Otomotif atau Forwot, baru-baru ini.
"Karena di Toyota kalau saya pernah ngobrol dengan Chief Engineering MPV Toyota, di seluruh dunia yang namanya MPV itu model biasanya kayak Alparhd, Voxy, bentuknya gede-gede, sliding door, dan mengotak. Tapi, Innova ini sebenarnya MPV, Crossover, atau apa gitu," kata dia menambahkan.
Lebih jauh, Anton menjelaskan, sebelum menjual produk di suatu negara, perusahaan harus bisa memahami minat serta keinginan konsumen. Itulah mengapa, MPV yang dijual di Tanah Air sejatinya tidak murni MPV. Hal itu, kata dia, sudah disesuaikan dengan kebutuhan pembeli di Indonesia.
"Maunya (pasar) MPV tapi modelnya juga jangan terlalu kotak, kecuali di segmen medium high dan luxury. Di mana model kotak ini diterima pasar, jadi memang agak berbeda (dari negara lain)," tukas Anton.
Baca juga: Mengapa Banyak Orang Indonesia Suka Mobil Jepang?