Beda dengan RI, Singapura Subsidi Sopir Taksi Rp11 Juta per Bulan
100kpj – Mewabahnya virus corona atau Covid-19 membuat berbagai negara menetapkan kebijakan yang sama terhadap warganya, yakni dengan berdiam diri di rumah demi memutus mata rantai penyebaran virus.
Namun demikian, kebijakan tersebut menyimpan satu risiko besar, yaitu berkurangnya pendapatan para pekerja informal, lantaran dengan berdiam diri di rumah, tandanya mereka hampir tak bekerja sama sekali.
Baca juga:
- Aturan Pemerintah terkait Corona Bikin Driver Ojol Bingung
- Jeritan Ojek Online Usai Dilarang Angkut Penumpang oleh Pemerintah
Berbeda dengan Indonesia, di Singapura, para pekerja informal harian seperti freelancer, agen properti, dan sopir taksi bisa tetap tenang di rumah setelah pemerintah setempat menetapkan perluasan subsidi uang tunai di bawah skema bantuan Self-Employed Person Income Relief Scheme atau SIRS.
Dengan bantuan tersebut, para sopir taksi dan pekerja informal lain memungkinkan menerima subsidi hingga Rp11,4 jutaan per bulan, dan diberikan sebanyak sembilan kali mulai April 2020.
Namun demikian, Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan, bantuan itu hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar menggantungkan nasibnya sebagai pekerja informal, bukan karyawan perusahaan yang punya kerjaan sampingan sebagai sopir taksi dan lainnya.
"Misalnya, mereka yang mendapat penghasilan sampingan sebagai karyawan tidak memenuhi syarat," ujar Heng dikutip Chanel News Asia, Rabu 8 April 2020.
Baca juga: PHP, Penangguhan Cicilan Kendaraan Ternyata Khusus yang Positif Corona
Sekadar diketahui, sejak diumumkan pada 26 Maret 2020 lalu, kriteria penerima bantuan SIRS dianggap terlalu sempit. Itulah mengapa, pemerintah Singapura berusaha memperluasnya supaya penerima bantuan menjadi lebih banyak namun juga sesuai sasaran yang tepat.
Akan tetapi, dirinya berharap, mereka yang tidak memenuhi kriteria agar tidak mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan SIRS. Sebab, jika hal itu dilakukan, ada hak orang lain yang telah mereka ambil.
"Kalau tidak (memenuhi syarat), jangan maju. Anda merusak kepercayaan publik dan mengambil sumber daya yang tidak perlu," kata dia.