Deretan Jet Tempur Canggih yang Masuk dalam Radar Menhan Prabowo
100kpj – Setelah dilantik sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia periode 2019-2024, Prabowo Subianto sudah beberapa kali mengubah pilihannya terkait upaya Tanah Air membeli jet tempur dari negara lain. Namun hingga kini, dirinya masih terkesan bingung dan belum memantapkan pilihannya.
Pada awalnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu sempat mengincar beberapa unit jet tempur asal Prancis yang bernama Dassault Rafale setelah negosiasi Indonesia dan Rusia dalam pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 tak kunjung menemukan titik terang. Akan tetapi, layaknya orang sedang bimbang, Prabowo masih terus menimbang-nimbang.
Baca juga: Pak Prabowo, Jadi Enggak Beli Jet Tempur Baru?
Menariknya, pada pertengahan bulan lalu, dirinya justru mengadakan pertemuan tertutup dengan Menhan Rusia, Sergey Shoygu di Moskow. Kabarnya, diskusi tersebut melahirkan satu kesepakatan baru, yakni terjalinnya kembali hubungan antar negara terkait pembelian SU-35. Malah, beberapa media memberitakan, unit pesawat akan tiba dalam waktu dekat.
Namun drama yang melibatkan Prabowo dan jet tempur incarannya tak berhenti di situ. Sebab, pembelian SU-35 dari Rusia yang sudah menemui kata sepakat, rupanya kembali terancam batal setelah adanya ancaman sanksi ekonomi dari Amerika Serikat melalui aturan yang tertulis di Countering America's Adversaries Through Sanctions Act.
Tak hanya memerintahkan Indonesia untuk membatalkan kontrak pembelian Su-35 dari Rusia, pihak AS juga menawarkan Indonesia untuk membeli F-16 buatannya. Namun demikian, Indonesia menolak dan lebih tertarik membeli F-35 karena jet tempur itu dikembangkan dalam program Joint Strike Fighter atau JSF dengan para negara mitra.
Lantas kini, setelah virus corona atau COVID-19 mewabah di Indonesia, kabar mengenai pembelian jet tempur tersebut mulai hilang dan tak kunjung menemui kejelasan. Meski demikian, untuk memutar ingatan kalian mengenai seberapa canggihnya tiga pesawat incaran Prabowo, berikut kami hadirkan spesifikasi lengkapnya.
Dassault Rafale
Dilansir dari laman resmi Dassault-Aviation, Rabu 25 Maret 2020, Rafale memiliki tingkat aerodinamika tinggi, serta kemampuan manuver zero gravity atau G (+9 G atau -3 G) untuk kestabilan terbang. Bahkan, pesawat itu bisa menerjang udara hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot.
Secara dimensi Rafale sebenarnya tidak terlalu besar, namun dirasa cukup untuk mengadakan pertempuran di medan berbukit yang sulit. Panjangnya 15 meter dan tingginya 5 meter. Hebatnya, dengan ukuran yang tak terlalu besar, pesawat bisa mencapai kecepatan maksimum hingga 2.130 kilometer per jam.
Rafale juga telah dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat menggunakan teknologi siliman virtual berbasis perangkat lunak. Sehingga, pesawat bisa mendekat ke pertahanan lawan tanpa harus takut terpantau radar.
Sebaliknya, Rafale justru ditanamkan sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA) yang bisa melacak keberadaan lawan melalui pertarungan jarak dekat.
Selain menggempur musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh di permukaan darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics's Reco New Generation dan juga Damocles electro-optical.
Sedang di bagian persenjataan, pabrikan menyematkan GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan, rudal nuklir ASMP-A, peledak yang telah terintegrasi dengan laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat. Kabarnya, harga per unit Rafale mencapai Rp1,5 triliun.
Sukhoi SU-35
SU-35 sebenarnya merupakan jet tempur yang berstatus sebagai produk generasi keempat. Artinya, pesawat itu masih berada di tingkatan yang sama dengan F-14 Tomcat buatan Amerika Serikat yang tergolong cukup tua. Akan tetapi, Rusia mengaku, ada beberapa penyempurnaan teknologi yang membuat SU-35 tampil bagaikan generasi kelima.
SU-35 mempunyai sistem kontrol terpadu baru yang dikembangkan MNPK Avionika Moscow-based Research and Production Association. Kontrol tersebut secara bersamaan melakukan fungsi beberapa sistem, di antaranya kendali jarak jauh, kontrol otomatis, sistem sinyal pembatas, sistem sinyal udara, dan sistem pengereman roda.
SU-35 juga telah dilengkapi sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap (Irbis-E) yang mampu mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, serta mempertahankan kontinuitas pengamatan yang melibatkan delapan obyek sasaran. Menariknya, jet buatan Negeri Beruang Putih itu bisa memantau wilayah udara hingga kejauhan 400 kilometer dari titik pusat.
Di bagian dapur pacu, SU-35 menggunakan mesin 117S yang dikembangkan NPO Saturn Research and Production Association dengan mode dorong mesin hingga 14.500 kgf.
Pada sisi persenjataan, sudah tertanam peluru kendali udara-ke-udara jenis vympel, kanon internal Gryazev-Shipunov GSh-30-1 dengan 150 peluru, bom dan roket terpandu laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat.
Soal harga, SU-35 ditawarkan di kisaran US$85 juta atau setara Rp1,3 triliun per unitnya.
F-35
Dilansir dari laman resmi F-35, jet tempur tersebut merupakan pesawat generasi kelima yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan Sukhoi SU-35. Salah satu fitur andalan F-35 ialah 'Stealth' atau bahasa ilmiahnya Low Observable (LO). Teknologi itu membuat keberadaan pesawat sulit diendus lawan lantaran Radar Cross Section (RCS) yang amat kecil.
Berbeda dengan SU-35 yang hanya andal melalui pertarungan jarak dekat, F-35 justru tangguh di berbagai jenis pertempuran termasuk jarak jauh. Pesawat AS itu dibekali radar AESA AN/APG-81 yang dapat menjejak target dari titik yang tak terjangkau mata.
Dengan itu, F-35 bisa mengunci lawan terlebih dahulu dan menembaknya dari jarak jauh tanpa harus terlibat dogfight yang membutuhkan manuver ekstrim layaknya Su-35.
Pesawat tersebut menggunakan mesin F135-PW-100 dengan ketinggian 50 ribu kaki di atas permukaan laut serta kecepatan maksimum hingga mach 1.6 atau setara 1960 kilometer per jam.
Di sektor persenjataan, F-35 dibekali berbagai perangkat tembak seperti bom misil dari udara-ke-udara AIM-120C, bom misil dari udara-ke-darat AIM-9X, rudal jelajah AGM-158 Joint Air to Surface Stand-off Missile (JASSM), peledak berpemandu, serta hardpoint eksternal yang memuat persediaan bahan bakar serta senjata pendukung lainnya.
Pembekalan canggih tersebut membuat harga jet tempur AS lebih mahal dibandingkan milik Rusia. Hadir melalui dua skema berbeda, yakni F-35A, F-35B, serta F-35C, moda tempur udara itu dijual paling mahal Rp1,66 triliun.