Bikin Bangga Bangsa, Begini Hebatnya Taksi Terbang Buatan Bantul
100kpj – Jika dahulu mobil terbang hanya bisa ditemukan dalam film fantasi, kini wujudnya sudah ada dan segera bisa dioperasikan. Hebatnya lagi, bukan hanya perusahaan asal Eropa atau Amerika saja yang mengembangkannya, para penggiat teknologi dalam negeri juga turut ambil bagian.
Dilansir dari Antara, Rabu 11 Maret 2020, perusahaan rintisan asal Bantul, Yogyakarta, Frogs Indonesia baru saja mengenalkan taksi terbang berbentuk drone yang diberi nama Frogs 282. Kendaraan canggih yang digerakkan baling-baling empat sisi itu dihadirkan untuk menjawab tantangan industri otomotif di masa depan.
Co Founder Frogs Indonesia, Asro Nasiri menyebut, selain mengikuti perkembangan zaman, alasan dirinya menciptakan taksi terbang ialah karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak semua daerah bisa terjangkau pesawat bertubuh besar. Itulah mengapa, kehadiran Frogs 282 tentu akan memudahkan keseluruhaan prosesnya.
"Frogs 282 itu berarti dua penumpang dengan delapan mesin, dan merupakan generasi kedua," ujar Asro kepada pewarta, belum lama ini.
Dirinya mengatakan, taksi terbang ciptaannya tersebut diklaim memiliki banyak kelebihan jika dibanding dengan kendaraan helikopter yang saat ini sudah ada. Dari sisi bahan bakar misalnya, hasil temuannya itu dianggap lebih ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik.
Sedangkan dari sisi biaya, pembuatan kendaraan ini juga jauh lebih murah dibanding dengan helikopter.
Baca juga: Dihibahkan dari AS, Begini Canggihnya Drone ScanEagle UAV Milik RI
Asro menambahkan, kendaraan unik yang bisa menahan bobot hingga 200 kilogram itu bisa terbang selama satu jam. Namun dalam perkembangannya, seluruh teknologi serta kemampuan yang ditawarkan mungkin saja alami peningkatan. Hal itu juga diutarakan Chief Technology Official (CTO) Dedi Satria Maulana kepada awak media.
"Kita mulai pada 7 September 2017, ada beberapa parameter masukkan yang penting semua motornya berfungsi. Dan motornya cukup kuat untuk mengangkat wahana, beberapa sentimeter di atas tanah," ucap Dedi.
"Limit motornya perlu kita naikkan karena mengingat di sini kemungkinan karena dingin dan agak lembab udaranya, jadi masa jenis udara agak berat," kata dia menambahkan.
Perusahan rintisan itu sebelumnya juga telah melakukan uji coba Frogs 282 di Lapangan Udara Gading, Playen, Gunungkidul. Hasilnya, produknya tersebut berhasil terbang meski belum sepenuhnya optimal.