Nasib Kapal Selam Lirikan Prabowo Diputuskan Jokowi Pekan Depan
100kpj – Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto sempat bertandang ke Paris, Perancis pada 11-13 Januari 2020. Dalam kunjungannya itu, Prabowo dilaporkan tertarik memboyong alat pertahanan buatan Prancis, meliputi 48 jet tempur Dassault Rafale dan empat kapal selam Scorpene. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan respons.
Jokowi mengatakan, sebelum melakukan impor alutsista perlu ada pembicaraan dan pertimbangan yang matang. Maka untuk lebih lanjutnya, akan dibahas terlebih dahulu dalam rapat terbatas yang digelar pekan depan di Surabaya, Jawa Timur.
“Belum diputuskan. Nanti Minggu depan baru kita bicarakan (soal impor alutsista dari Prancis). Jadi di bidang apa, untuk peralatan apa,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta.
Seperti diketahui, Indonesia hanya memiliki lima kapal selam untuk menjaga laut yang sangat luas ini, yang terbaru adalah KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405. Sedangkan yang lawas adalah KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 buatan Jerman.
Terkait dengan rencana Prabowo memboyong empat unit kapal selam buatan Prancis tersebut, memang ada yang menganggap sudah tepat. Walaupun tak sedikit yang menganggap sinis. Lantas seperti apa ketangguhan Scorpene jika nantinya menjadi penjaga kedaulatan laut NKRI?
Melansir Military Today, Jumat 24 Januari 2020, kapal selam Scorpene ditawarkan dalam empat varian berdasarkan dimensinya, untuk yang terpendek adalah CM-2000, panjangnya hanya 61,7 meter, AM-2000 dan CA-2000 70 meter, dan yang terpanjang S-BR mencapai 75 meter.
Kapal selam hasil kolaborasi perusahaan DCNS milik Perancis dan produsen kapal Spanyol Navantia itu dibekali teknologi stealth alias senyap. Berkat penanaman teknolgi tersebut di sekujur badannya, maka Scorpene sangat susah untuk dilacak layaknya siluman.
Untuk mendeteksi objek yang sedang dicari akan cukup mudah, karena radar sonarnya diciptakan untuk jarak jauh. Sebagai kapal selam diesel listrik, Scorpene dapat melaju dengan kecepatan 20 knots atau 37 kilometer per jam di dalam air, dan 12 knots atau 22 km/jam di permukaan.
Melansir Navaltechnology, untuk keperluan perang, kapal selam tersebut didukung 18 unit torpedo yang dapat diluncurkan dari kedalaman air, dan 30 ranjau. Sedangkan untuk melindungi kapal dari serangan musuh, Scorpene diklaim anti serangan torpedo dan rudal.
Sebagai informasi, dengan segala ketangguhannya tersebut sejumlah negara lain juga telah meminang Scorpene sebagai alat pertahanan, seperti Brasil, India, Malaysia, dan Chili. Namun spesifikasi di tiap negara berbeda-beda, karena disesuaikan dengan kebutuhan. (re2)
Baca Juga: Bangga! Ranpur Serbu P6 Generasi Baru Dipamerkan di Kantor Prabowo