Beratnya Berton-ton, Kenapa Kapal Laut Bisa Terapung di Permukaan Air?
100kpj – Kendati sudah menjadi hal umum, namun sebagian pihak masih belum memahami mengapa kapal laut yang beratnya berton-ton bisa mengambang di permukaan air. Padahal, jarum jahit yang bobotnya sekian gram saja, langsung tenggelam saat dilempar ke permukaan yang sama.
Dilansir dari Explainthatstuff, Senin 20 Januari 2020, pembuatan kapal laut sebenarnya diilhami dari hukum Archimedes yang dicetuskan pada abad kedua sebelum masehi. Konsepnya sangat sederhana, yakni setiap benda yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian ke dalam air, maka benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas (mengapung).
Baca juga: Bukan Cuma China, Indonesia Juga Punya Coast Guard Sekuat Monster
Namun perlu dipahami, dalam kasus serupa, supaya bisa mengapung kepadatan kapal harus kurang dari air. Itulah mengapa, kendaraan di matra laut itu punya resep rahasia yakni sebuah bagian yang berisi rongga-rongga udara. Bagian lambung tersebut yang menjadikan kapal seimbang dan mengapung di lautan.
Apabila kita menengkok jauh ke belakang saat kapal mewah Titanic tenggelam, hal itu terjadi lantaran lambung di tubuh kapal bocor akibat menabrak gunung es raksasa. Kala itu, air laut seketika memenuhi ruang-ruang di dalam kapal hingga membuatnya tak mampu lagi mengambang.
Selain rongga udara, satu hal lain yang membuat kapal bisa mengapung di permukaan air ialah cekungan di bagian bawahnya.
Eksperimen di Rumah
Secara sederhana, ketika berada di lautan, maka kapal laut memberi tekanan kepada air. Berat dari kapal itu menekan air ke bawah, lalu dengan gaya yang sama besar, air tersebut memberikan tekanan kepada kapal dengan arah berlawanan (ke atas).
Biar tidak bingung, coba KPJers ikuti langkah-langkah berikut ini, ambillah sebuah mangkuk kosong lalu taruh mangkuk tersebut di atas air. Apa yang terjadi? mangkuk tersebut akan mengapung mirip kapal laut, bukan?
Setelah itu, coba kalian tekan mangkuknya perlahan-lahan lebih ke dalam. Apa yang kemudian terjadi? Semakin ditekan ke bawah, air seakan memberikan reaksi berupa dorongan ke atas, sehingga mangkuk tersebut tetap bisa mengapung. Hal itu pula yang terjadi pada kapal saat berada di lautan.