Bukan Cuma China, Indonesia Juga Punya Coast Guard Sekuat Monster
100kpj – Kala Laut Natuna memanas, China sempat mengirimkan kapal penjaga pantai atau coast guard untuk melindungi para nelayan mereka yang mencari ikan di kawasan tersebut.
Bukan hanya satu, usai terjadinya aksi pengusiran yang dilakukan kapal tanker KRI Tarakan 905, ke Natuna, China kembali memperkuat armada dengan mengirim dua coast guard lagi ke sana. Praktis, saat itu ada tiga kapal yang bertahan di perairan Natuna.
Baca juga: Baru Tahu, Coast Guard China yang Masuk Natuna Ternyata Kapal Monster
Dilansir dari The Diplomat, Senin 20 Januari 2020, coast guard milik China itu kerap dijuluki sebagai kapal monster lantaran ketangguhannya menghalau berbagai macam serangan lawan.
Bagaimana tidak, kapal itu telah dilengkapi meriam reaksi cepat kaliber 76 mm pada haluan, dua kanon kaliber 30 mm pada lambung, water canon dan tersedianya hanggar serta landing pad yang dapat didarati helikopter ukuran sedang. Kemudian tak lupa pula penyematan senjata api serbu, hingga dua senapan mesin anti-pesawat.
Lantas, apakah dengan begitu Indonesia akan sepenuhnya merasa terancam? Nyatanya tidak juga. Sebab, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia atau Bakamla RI memiliki monster serupa dengan nama Tanjung Datu-1101.
Layaknya coast guard lainnya, kapal raksasa itu biasa digunakan untuk menanggulangi berbagai aksi pelanggaran di perairan dalam negeri. Selain masuknya kapal dari negara lain, pelanggaran yang kerap Tanjung Datu-1101 tindak ialah penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, pencurian ikan, serta kegiatan perompak lain.
Diberitakan berbagai sumber, Tanjung Datu merupakan kapal buatan dalam negeri yang menelan biaya hingga Rp208 miliar per unit. Kala itu, kapal pertama kali beroperasi pada pertengahan 2018, dan mendapat sanjungan dari berbagai kalangan. Hal itu berkenaan dengan spesifikasinya yang tergolong lumayan sangar.
Secara dimensi, panjang kapal itu mencapai 110 meter, serta lebar 15,5 meter. Tanjung Datu juga mampu melaju dengan kecepatan maksimum 18 knot dan kecepatan jelajah 15 knot.
Kemampuan Tanjung Datu dalam melakukan pengamanan di lautan amat mumpuni lantaran lolos dalam uji kelayakan seperti Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik), Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), dan Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut).
Kapal Tanjung Datu sengaja dibuat untuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE karena mendukung untuk operasi SAR, basis operasi drone intai, dan seperti yang telah disinggung di awal, dapat didarati helikopter. Sejauh ini, Tanjung Datu merupakan coast guard terbesar yang dimiliki Bakamla. Keren sekali, bukan? (re2)