Crazy Rich Tj Priok: Orang RI Hobi Mobil Mewah tapi Ogah Bayar Pajak
“Saya mengapresiasinya, dan berharap berikutnya upaya jemput bola ini bisa dilakukan juga di daerah lainnya,” kata dia.
Senada dengan yang disampaikan Syahroni, pengamat perpajakan Yustinus Prastowo juga menyebut bahwa masih ada yang salah dengan mentalitas sebagian masyarakat di Indonesia. Kata dia, boleh jadi pemilik mobil mewah itu punya harta yang bertumpuk, tapi secara mentalitas cenderung masih miskin.
“Banyak orang Indonesia yang punya duit, tapi mentalitasnya tidak kaya. Padahal pajak daerah untuk progresif kan tidak tinggi, hanya naik 0,5 persen setiap kepemilikan berikutnya, jadi harusnya mereka mampu,” terangnya.
Fenomena tunggakan pajak yang melibatkan mobil-mobil mewah ini menjadi cerminan kita semua, bahwa masih banyak masyarakat Tanah Air yang lebih mengutamakan gaya tanpa memedulikan kewajibannya sebagai warga negara. Hal yang sama pun turut diungkapkan Yustinus.
“Sebenarnya ini (fenomena penunggakan pajak mobil di Indonesia) merupakan hal yang sudah umum terjadi. Makanya saya berharap ada upaya (dari pemerintah) untuk melakukan integrasi antara identitas (si pemilik mobil) dan sistem IT (pihak perpajakan),” tutupnya. (re2)