Chevrolet Stop Penjualan, Bak Novel Sengsara Membawa Nikmat

100kpj – Keputusan General Motors untuk menghentikan penjualan mobil merek Chevrolet di Indonesia langsung menjadi topik hangat. PT General Motors Indonesia (GMI) langsung cuci gudang dengan memberikan diskon fantastis.

Yang tak kalah menarik, keputusan ini tentu berimbas pada jaringan dealer Chevrolet di seluruh penjuru Indonesia. Tak terkecuali pada Chevrolet Andalan yang menjadi pemilik empat dealer besar di Indonesia.

Kabar dari GMI ternyata membuat Chevrolet Andalan juga sempat ketar-ketir. Hal itu diakui Branc Manager Dealer Chevrolet Andalan, Damianus Darto saat berbincang santai dengan beberapa jurnalis, kemarin.

Menurut Darto, pihaknya cukup menyayangkan keputusan tersebut karena sebenarnya produk dari Chevrolet ini sangat bagus kualitasnya. Hal itu juga terbukti dengan penjualannya yang masih bagus di Amerika Serikat.

"Tangggal 28 (Oktober) dapat informasi stop selling akan dilakukan Maret 2020. Nah dari tanggal 28, 29 hingga 31 Oktober kami benar-benar disibukan dengan tak berhentinya menerima telpon konsumen," kata Darto.

Lanjut Darto, banyak konsumen yang mungkin belum mengetahui informasi bahwa Chevrolet Andalan akan tetap komitmen memberikan layanan purnajual dan suku cadang kepada konsumen setianya.

"Lalu 1 November keluar program 'Chevrolet Cuci Gudang', kembali kami disibukkan dengan menerima banyak telepon. Namun sejak itu telepon yang kami terima meminta informasi mengenai diskon besar Chevrolet," kata Darto.

Menurut Darto, dalam hitungan 1 hingga 3 hari pemesanan yang mereka kantongi mencapai 150 unit dan sempat membuat mereka kewalahan. Masih menurut Darto, pemesanan ini bahkan menjadi yang tertinggi dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

"Sebelum memutuskan hengkang jika dirata-rata pemesanan 70 unit, dan ini dalam hitungan hari sudah 150. Ya selain diskon dalam rangka cuci gudang juga pas dengan moment akhir tahun," kata Darto.

Nah, situasi yang dialami Chevrolet Andalan ini tentu sangat menarik. Ibarat novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sutan Sati dengan tokoh Si Midun yang harus bersusah payah sebelum menuai kebahagiaan.