Home Motor Mobil Klub & Modif Sirkuit Tips & Trik Indeks

Bandung Masuk Jadi Salah Satu Kota Termacet di Asia

Macet di Bandung
Sumber :

100kpj – Seandainya menyebut kata macet, kota pertama yang terlintas di kepala masyarakat Indonesia adalah Jakarta. Di kawasan metropolitan tersebut, seluruh ruas jalannya selalu ramai dipadati pengguna kendaraan. Baik itu pagi maupun malam hari.

Macet di Jakarta

Namun, kemacetan yang acap terjadi di Jakarta, rupanya tak separah yang ada di Bandung, Jawa Barat. Melansir laman The Asean Post, seperti dikutip Senin 7 Oktober 2019, Asian Development Bank atau ADB baru saja merilis daftar 45 negara dengan tingkat kemacetan tertinggi di kawasan Asia.

Hasilnya, Bandung berada di peringkat ke-14 atau yang tertinggi dibandingkan kota di Indonesia lainnya. Sedang Jakarta berada di urutan 17, kemudian di bawahnya ada Surabaya yang menduduki posisi ke-20 sebagai kota termacet di Asia.

Macet di Bandung

Studi tersebut melibatkan 278 kota dengan mengukur ongkos kemacetan, dan memfokuskannya pada waktu yang hilang dalam perjalanan seseorang. Kemudian biaya operasional kendaraan dan juga tingkat polusi udara. Informasi tambahan pun dikumpulkan melalui data perjalanan yang diproyeksikan Google Maps.

Berikut daftar 24 kota termacet di kawasan Asia versi ADB per September 2019:

1. Manila, Filipina

2. Kuala Lumpur, Malaysia

3. Yangon, Myanmar

4. Dhaka, Bangladesh

5. Bengaluru, India

6. Hanoi, Vietnam

7. Kolkata, India

8. Delhi, India

9. Pune, India

10. Ho Chi Minh, Vietnam

11. Jaipur, India

12. Bangkok,Thailand

13. Hyderabad, India

14. Bandung, Indonesia

15. Mumbai, India

16. Chennai, India

17. Jakarta, Indonesia

18. Singapura, Singapura

19. Karachi, Pakistan

20. Surabaya, Indonesia

21. Hongkong, China

22. Ahmedabad, India

23. Lahore, Pakistan

24. Taipei, China

Pihak ADB sendiri memberikan solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut dengan menggenjot investasi dalam pembangunan infrastruktur transportasi publik dan sistem transportasi multimoda. Walaupun waktu yang diperlukan lama, ADB menilai ada banyak manfaat dari kebijakan tersebut, misalnya seperti meminimalisir polusi udara. (re2)

Berita Terkait
hitlog-analytic