Asal Muasal Mobil di Indonesia Pakai Setir Sebelah Kanan
100kpj – Hingga saat ini, masih banyak kalangan yang bertanya-tanya mengenai sejarah serta alasan mengapa mobil-mobil di Indonesia menggunakan setir sebelah kanan. Meski pertanyaan itu telah muncul sejak lama, namun hanya sedikit yang sudah menemukan jawabannya.
Penggunaan setir sebelah kanan di mobil Indonesia, sebenarnya dipengaruhi negara di kawasan Eropa. Melansir laman World Standards, seperti dikutip Senin 23 September 2019, apabila kita menyusurinya jauh ke belakang, Inggris adalah negara yang pertama kali memulainya.
Saat itu, ketika Inggris berada di bawah kekuasaan Romawi, semua warganya terbiasa menggunakan tangan kanan untuk membawa senjata saat berkuda. Selain itu, tentara Romawi juga selalu berbaris di sisi kiri jalan. Sehingga kendaraan yang melintas harus melalui sisi sebaliknya.
Fakta tersebut memunculkan satu kesimpulan, bahwa kanan merupakan posisi paling ideal untuk setir kendaraan. Hal itu pula yang membuat pemerintah setempat memasukkannya dalam undang-undang dan mulai diterapkan di seluruh wilayah koloni Inggris pada 1835 silam.
Pengamat sekaligus penulis otomotif senior asal Inggris, Giles Chapman menyebut, setelah aturan disahkan, beberapa negara di kawasan Eropa lain turut mengadopsi hal serupa. Salah satunya, Belanda. Maka, kala itu—sekira pertengahan abad 19—seluruh negara jajahan Negeri Kincir Angin dipaksa menggunakan mobil dengan posisi setir di sebelah kanan.
“Kemudian Belanda mengganti setirnya ke sebelah kiri pada masa penjajahan Napoleon. Namun, perubahan haluan itu tidak diikuti wilayah jajahan Belanda, seperti Suriname dan juga Hindia Belanda (Indonesia). Negara itu tetap menggunakan setir di sebelah kanan,” ujar Chapman.
Di abad ke-19, berbarengan dengan pengesahan aturan setir kendaraan, Inggris juga sedang mengerjakan proyek kereta api yang rencananya akan diekspor ke Jepang. Kala itu, kereta api dirancang melaju di jalur sebelah kiri, dengan komponen kendali di posisi kanan.
“Akibatnya, muncul aturan serupa untuk kendaraan lain, salah satunya mobil. Hal itu pun mempengaruhi produksi di Jepang, serta regulasi di banyak negara lain yang sedang dijajahnya (salah satunya Indonesia),” terang Chapman. (re2)