Mengejutkan, Begini Respon Toyota Soal Kehadiran Esemka

100kpj – Presiden Jokowi beberapa waktu lalu meresmikan pabrik mobil Esemka yang berada di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) di Boyolali, Jawa Tengah. Dalam waktu bersamaan Esemka juga merilis produk pertama, Bima.

Mobil jenis pikap tersebut ditawarkan dua pilihan mesin, yakni 1.200cc dan 1.300cc. Selain mengincar pasar komersial, Esemka masih memiliki beberapa produk yang belum dirilis seperti jenis Sport Utility Vehicle dan double cabin.

Maka kehadirannya di Tanah Air mendapat respon dari PT Toyota Astra Motor (TAM) sebagai produsen mobil Toyota di Tanah Air. Mobil anak bangsa itu dianggap dapat menggairahkan pasar, meski langkah awalnya mereka terjun di komersial.

Markerting Direktur PT TAM, Anton Jimmi Suwandy mengatakan, prinsipnya Toyota senang market di Indonesia semakin banyak pemaian, termasuk Esemka dan yang lainnya. Karena secara tidak langsung membantu menggairahkan pasar.

“Apapun produk yang diluncurkannya, memang satu sisi adalah kompetisi. Tapi kami merasa dengan adanya produk-produk baru akan menggairahkan pasar dan pada saat pasarnya berkembang, Toyota bisa hadir di situ juga kan nanti,” ujarnya di Jakarta.

Memang saat ini produsen merek mobil asal Jepang tersebut tidak menjual mobil pikap medium yang sekelas dengan Esemka Bima atau Suzuki Carry. Untuk mobil pengangkut barang, Toyota hanya memiliki Hilux single cabin dan double cabin. 

Secara harga tentu sangat berbeda jauh, Bima ditawarkan dengan harga Rp95 juta off the road alias belum surat-surat. Artinya jika dilengkapi dengan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) banderolnya hanya dikisaran Rp110-130 jutaan.

Sedangkan Hilux mesin saja sudah lebih besar. Varian single cabin ada pilihan mesin bensin 2.000cc dan diesel 2.500cc dijual mulai dari Rp221,35 juta sampai Rp335,29 juta on the road Jakarta. Untuk double cabin bermesin diesel 2.400cc dijual Rp413,2 juta sampai Rp472,3 juta. 

jika nantinya Esemka Digdaya benar-benar dijual, besar kemungkinan akan sekelas dengan Hilux di pasar. “Saya enggak bisa komentar soal kompetitor. Kalau Toyota kami bisa komentar, tapi kalau soal Esemka mungkin mereka punya strateginya sendiri,” tutur Anton.