Liburan Pakai Kijang Innova Zenix Hybrid Kasta Tertinggi, Senyaman Apa?
100kpj – Menyambut libur natal, dan tahun baru, 100kpj kembali menggunakan Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid untuk mengajak keluarga berlibur di akhir pekan dengan rute Jakarta-Bogor-Jakarta.
Meski jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, namun berbagai medan jalan kami lalui saat tiba di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Lalu senyaman apa Kijang Innova Zenix Hybrid melibas dataran tinggi?
Kebetulan unit yang kami coba Innova Zenix HEV (Hybrid Electric Vehicle) Q Modellista, atau kasta tertinggi yang harganya mencapai Rp633,600 juta. Sudah mengalami beberapa kenaikman sejak kemunculannya tahun lalu.
Di dalam mobil berisikan 4 penumpang dewasa, satu balita, dan 2 anak-anak di bawah umur. Meski konfigurasi baris kedua model captain seat dengan penyangah kaki, namun semua penumpang masih nyaman, dengan posisi satu balita dipangku.
Untuk posisi berkendaranya yang tinggi membuat sopir percaya diri, terasa mengendarai SUV. Jok memadukan bahan fabrik, dan semi kulit pengaturannya masih manual, belum elektrik, setir pun hanya bisa diatur tilt steering.
Meski begitu, tidak sulit mencari posisi nyaman saat berkendara dengan postur tinggi 175 cm, meski awalnya merasa terintimidasi karena dimensi mobil cukup besar.
Sesuai dengan dimensinya yang mencapai 4.755 mili meter, lebar 1850 mm, dan tinggi 1.795 mm, membuat ruang kepala, atau kaki penumpang tetap lega di baris kedua.
Ditambah posisi tuas transmisi ergonomis seperti Voxy yang berada di atas, bukan di konsol tengah. Di bagian konsol tuas, terdapat 5 tombol, yaitu traksi kontrol, rem parkir elektrik, brake hold untuk mengurangi pengereman manual saat stop and go.
Kemudian ada tombol drive mode jika ditekan terdapat pilihan berkendara Eco, Sport, lalu tombol EV mode meski tidak perlu diaktifikan secara otomatis sistem paralel hybrid bekerja mengikuti gaya berkendara.
Pertama kali kami menghidupkan mobil, tidak ada suara mesin layiknya kendaraan listrik. Hanya deruman dinamo sedikit terdengar, bersiap menggerakkan roda depan di awal mobil berjalan.
Tenaga listrik mendominasi ketika kondisi jalan macet, atau stop and go sehingga sangat membantu efisiensi bahan bakar, bahkan saat cruising di jalan tol dengan beban mesin yang tidak berat mobil melaju pakai tenaga listrik seutuhnya di kecepatan tinggi.
Meski badannya tergolong bongsor, ternyata motor listrik dengan tenaga setara 113 PS, dan torsi 205,9 Nm sangat membantu. Setidaknya enggak lemot seperti Innova Reborn mesin bensin, atau versi sebelumnya.
Cara kerjanya, ECU (Electronic Control Unit) membaca TPS (Throttle Position Sensor) sesuai tekanan pedal gas, bahwa mesin perlu hidup agar mobil terus melaju. Saat peralihan tersebut rasanya cukup tedengar suara enjin.
Mesin bensin 4 silinder M20A-FXS 1.987cc di Innova Zenix terasa lebih bertenaga dari versi bensin di generasi sebelumnya. Di atas kertas performa maksimalnya 186 PS di 6.000 rpm, dan torsi 187,3 Nm di 4.400-5.200 rpm.
Cukup mudah untuk mencapai kecepatan 60-100 km per jam, apalagi jika menggunakan mode Sport dari awal akeselrasinya lebih reponsif. Tenaga yang disalurkan terasa linear, dan halus ciri khas transmisi matik CVT.
Saat melibas tanjakan yang cukup curam ketika memasuki area penginapan di kawasan Megamendung, Jawa Barat, tenaga yang disalurkan antara listrik dan enjin ke roda depan sempurna tanpa ada selip, dan tidak membutuhkan RPM yang tinggi.
Padahal mobil penuh dengan penumpang, dan barang bawaan di bagasi belakang, tapi tidak terlalu ngosngosan melahap tanjakan.
Handlingnya seperti tidak terasa bahwa mobil ini memiliki ground clearance setinggi 185 mm. Hal yang wajar jika ada sedikit gejala limbung, namun body rollnya sangat minim.
Kami tetap menemukan berkendara menyenangkan di mobil sebesar itu, dan kenyamanan karena kabin kedap, suspensi depan MacPherson, belakang Torsion Beam dngan kombinasi stabilizer bikin mobil stabil saat bermanuver.
Mampu meredam getaran dengan baik saat melewati jalanan rusak, bahkan ayunan suspensi cukup lembut, namun platform TNGA-C (Toyota New Global Architeture) membuatnya tetap rigid.
Soal keprakitisan, karena tipe Q yang kami gunakan maka untuk membuka bagasi belakang bisa dilakukan dengan perintah suara, sehingga lebih mudah walaupun tangan membawa banyak barang bawaan.
Kemudian akses penumpang baris ketiga untuk masuk juga mudah dengan menggeser captain seat dalam satu sentuhan. Untuk varian ini juga dilengkapi Toyota Safety Sense, sehingga mobil bisa membaca marka jalan, dan mengkoreksi setir saat keluar lajur.
Kesimpulannya, All New Kijang Innova Zenix Hybrid adalah mobil keluarga yang nyaman dengan ruang kabin luas, irit bahan bakar, meski peredamannya tidak terbilang baik di kelasnya, lalu harganya cukup mahal.
Karena dengan uang tersebut Anda bisa memiliki mobil yang kastanya lebih tinggi seperti halnya Fortuner baru, Mitsubishi Pajero Sport atau beberapa produk Hyundai, dan Kia.