Populix Ungkap Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Bisa Terhambat karena Hal Ini
Dalam laporannya, Populix juga mengungkap bahwa mayoritas pemilik kendaraan listrik lebih memilih lakukan cas di rumah, di mana sebanyak 59 persen. Sementara stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden.
Sedangkan untuk lokasi penukaran baterai kendaraan listrik yang paling populer adalah lokasi brand resmi (78%) diikuti oleh stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) (42%). Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU bervariasi di mana 55% melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari.
Dalam kategori sepeda listrik, tujuan utama penggunaan termasuk belanja kebutuhan sehari-hari (79%), antar-jemput teman atau keluarga (62%), mengunjungi teman atau keluarga (58%), mengirim barang (23%), dan bekerja (13%).
Konsumen memiliki ekspektasi harga sepeda listrik rata-rata sebesar Rp 4.700.000 dengan jarak tempuh 12,32 KM untuk memenuhi kebutuhan mobilitas mereka. Sepeda listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Uwinfly (32%), Exotic (22%), dan Polygon (12%).
Motor listrik responden menggunakan motor listrik dengan tujuan utama untuk belanja kebutuhan sehari-hari (72%), mengunjungi teman atau keluarga (57%), antar-jemput teman atau keluarga (57%), bekerja (47%), dan perjalanan dalam kota (46%).
Untuk memenuhi tujuan tersebut, konsumen merasa bahwa jarak tempuh motor listrik yang ideal adalah 74,93 KM. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap harga motor listrik rata-rata sebesar Rp 18.000.000 dengan tiga merek motor listrik yang paling banyak digunakan adalah Volta (15%), Honda (15%), dan Polytron (13%).
Mobil listrik sementara untuk mobil listrik, tujuan utama penggunaan meliputi mengunjungi teman atau keluarga (71%), perjalanan dalam kota (69%), bekerja (67%), antar-jemput teman atau keluarga (63%), dan belanja kebutuhan sehari-hari (60%).