Sebelum ada Pengganti Pertalite, Masyarakat Didorong Pakai BBM Lebih Mahal
100kpj – PT Pertamina (Persero) akan menghapus bahan bakar minyak, atau BBM subsidi Pertalite tahun ini, dan sebelum ada penggantinya masyarakat didorong menggunakan BBM yang harganya jauh lebih mahal.
Bahan bakar yang dimaksud adalah Pertamax Green 95, menurut pantauan 100kpj beberapa SPBU sudah tidak memasang nama Pertalite di papan harga depan, sebagai penggantinya adalah BBM jenis etanol itu.
Baca juga: Pertalite Mulai Hilang Perlahan di SPBU Pertamina, Ini BBM Penggantinya
Mencampurkan senyawa tumbuhan adalah salah satu cara untuk menekan penggunaan minyak fosil. Untuk tahap awal Pertamina mencampurkan 8 persen sari tebu pada Pertamax Green 95.
Pertamax Green 95 pertama kali dijual 24 Juli 2023 seharga Rp13.500 per liter, memasuki Agustus Rp15.000 per liter, dan Oktober kembali naik Rp16.000 per liter, dan tahun ini turun menjadi Rp13.900 per liter.
Artinya BBM baru itu sangat cepat mengalami perubahan harga dari awal kemunculannya, diduga karena kurang diminati maka banderolnya kembali diturunkan, hanya selisih Rp400 perak dari harga awal.
Saat ini harga Pertalite Rp10.000 per liter, maka lebih mahal Rp3.500 dibandingkan BBM baru itu, dan untuk sementara masyarakat secara tidak langsung didorong untuk menggunakannya, atau bisa beralih ke Pertamax 92 dengan harga Rp12.950 per liter.
Soal SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang menjual BBM jenis bioetanol itu pada tahun lalu hanya di Jakarta, dan Surabaya, seperti yang pernah disampaikan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
“Tahap awal Pertamax Green 95 ini ada di 15 SPBU, tersebar di 5 SPBU wilayah Jakarta, dan 10 SPBU di Surabaya,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam waktu 12 bulan ke depan penyebaran Pertamax Green 95 ditargetkan mulai merata untuk wilayah Pulau Jawa. Sehingga masyarakat bisa mencoba BBM ramah lingkungan itu.
Saat ini jumlah SPBU yang menawarkan bahan bakar baru itu sudah mulai banyak, dan bukan hanya milik Pertamina dengan kode angka depan 31, namun mulai dijual oleh SPBU milik perorangan dengan kode 34.
Salah satu kandidat kuat BBM pengganti Pertalite adalah Pertamax Green 92, artinya secara oktan lebih tinggi, atau setara Pertamax normal, pembedanya bahan bakar itu memiliki campuran sari tebu seperti Green 95.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat mengatakan, BBM subsidi akan dinaikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan) oktan number yang boleh dijual minimum 91.
Saat ini brand swasta seperti BP-AKR, dan Shel tidak lagi menjual bahan bakar dengan oktan 90 dari sebelumnya ada BP 90, dan Shell Reguler, namun Vivo masih menawarkan produknya melalui Revvo 90.