Kemampuan Taksi Terbang Buatan RI yang Siap Mengudara 4 Tahun Lagi
100kpj – Perkembangan zaman, dan teknologi memacu industri transportasi umum untuk terus bertumbuh, dan berubah, salah satunya melalui taksi terbang. Selain China, ternyata Indonesia juga mampu membuatnya.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama PT Vela Prima Nusantara sedang mengembangkan taksi terbang bernama Vela Alpha di Bandung, Jawa Barat. Bahkan dalam wujud konsepnya sudah dipamerkan di Singapore Airshow 2024.
Melalui keterangan resminya, taksi terbang tersebut akan disertifikasi oleh FAA (Federal Aviation Administration), dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Ditargetkan bisa mengudara empat tahun lagi, atau akhir 2028.
“Saat ini Vela sedang dalam tahap desain awal program, dengan konfigurasi terbaru Alpha, dalam tahap finalisasi,” tulis keterangannya, dikutip, Rabu 28 Februari 2024.
Secara konsep sebenarnya tidak berbeda jauh dengan EHang 216-S yang di impor dari China oleh Prestige Motorcars, karena mengandalkan baterai sebagai sumber tenaga utamanya, dan baling-baling saat mengudara.
Bahkan bisa dikontrol dari jarak jauh tanpa awak, layiknya drone, meski disediakan ruang khusus pilot atau pengemudinya. Taksi terbang kelahiran Tanah Sunda itu disebut armada vertical take off landing (VTOL).
Namun yang membedakan dengan EHang, ternyata Vela Alpha juga punya pilihan mesin berbahan bakar, alias hybrid sehingga punya dua sumber energi, selain dari listrik yang mengandalkan 8 pack baterai di dalamnya.
Mengutip situs resmi PT Vela Prima Nusantara, atau Vela Aero, tenaga listriknya secara murni memiliki daya 216 kWh yang punya jarak tempuh 100 km, dan untuk model hybridnya baterainya hanya berkapasitas 71 kWh, namun karena dibantu mesin berbahan bakar jarak tempuhnya bisa mencapai 400 km.
Secara dimensi taksi terbang dengan bentuk pesawat mini itu punya panjang 10,8 meter, tingginya mencapai 4,2 meter, dan lebar sayapnya 13,1 meter. Sedangkan bobot maksimalnya saat mengudara 456 kilogram.
Taksi terbang dengan konfigurasi kabin satu penumpang pilot, dan dua penumpang belakang itu bobot maksimalnya 456 kilogram. Termasuk bobot penumpang, dan Vela Alpha maksimal 2.850 kg ketika takeoff.
Hubungan Masyarakat Dirgantara Indonesia, Anissa Carolina mengatakan, proyek ke depan kedua perusahaan akan melakukan kerja sama untuk produksi air taxi tersebut, dan pengembangan selanjutnya.
“Untuk manufacturingnya paling memungkinkan di fasilitas PTDI (Bandung),” kata Anissa.