Dibanggakan Cawapres Gibran, Ini Daftar Mobil Listrik di RI yang Gak Pakai Nikel
100kpj – Calon wakil presiden, atau Cawapres Gibran Rakabuming Raka membanggakan besarnya cadangan nikel di Indonesia, sehingga memiliki punya peluang besar memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik di dunia.
Cadangan nikel di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, tidak heran jika impor sumber alam tersebut disetop pemerintah. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan ambisi menjadi raja kendaraan listrik di global.
Saat debat berlangsung, Gibran menilai bahwa Cawapres Muhaimin Iskandar dan timnya lebih mendukung LFP (Lithium Ferrophosphate) sebagai bahan baku baterai, bukan nikel yang dimiliki Indonesia.
"Ini kekuatan kita, ini bargaining kita, jangan malah membahas LFP. Itu sama saja mempromosikan produknya China pak," ujar putra Presiden Jokowi.
Di Indonesia mobil listrik besutan Tiongkok memang tidak menggunakan nikel sebagai salah satu bahan baku baterainya, sebut saja Wuling Binguo EV, Wuling Air ev, MG 4 ZS, MG ZS EV, BYD Seal, BYD Atto 3, dan BYD Dolphin.
Semua mobil listrik tersebut mengandalkan LFP, atau LIP (Lithium Iron Phosphate), menggabungkan bahan litium dengan besi sebagai material katoda, dan graft elektroda karbon dengan lapisan logam sebagai anoda.
Dalam keterangannya Wuling Motor sempat menjelaskan bahwa baterai jenis itu sudah lolos 16 model uji ketahanan pada beragam kondisi, dan situasi. Tes jatuh, rotasi berulang-ulang, kebakaran, rendaman air, benturan, hingga getaran untuk memastikan keamanannya.
Untuk uji ketahanan baterai dijatuhkan dari ketinggian satu meter. Kemudian, uji kecelakaan dengan percepatan hingga 28G, dari satu titik ke titik lainnya, dan flip test dengan rotasi berulang seperti pada kondisi mobil terbalik.
diuji dalam kondisi ekstrem lainnya, yakni situasi kebakaran. Pada pengujian ini, baterai berhasil melewati proses pembakaran pada suhu tinggi tanpa terjadi ledakan maupun kerusakan lainnya.
Kemudian, paket baterai juga telah melalui tes rendaman dalam air dengan hasil baik sehingga memperoleh sertifikasi IP67, tanpa adanya kebocoran untuk menjamin keamanan pada situasi hujan maupun banjir.
Tidak hanya itu, untuk melindungi baterai dari kondisi jalan yang tidak rata, baterai Air ev telah lulus uji getaran dengan frekuensi 24Hz selama tiga hari. Hal serupa juga dilakukan BYD di negara asalnya untuk produk-produk mereka.
Sedangkan mobil listrik yang menggunakan lithium-ion, dan nikel sebagai salah satu bahan baku baterainya adalah Hyundai Ioniq 5, dan Ioniq 6. Bahkan PT Hyundai Motor Indonesia sudah menggandeng LG, dan perusahaan BUMN membuat baterai berbahan nikel di Indonesia.
Menurut nickelinstitute,org, keuntungan utama penggunaan nikel dalam baterai membantu menghasilkan kepadatan energi yang lebih tinggi, dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah.