Ternyata Ini yang Bikin Mobil Hybrid Lebih Laku dari Mobil Listrik, Walau Tak Dapat Subsidi
100kpj – Era elektrifikasi mengalami pertumbuhan cukup baik di pasar otomotif Indonesia, mulai dari mobil listrik hingga mobil hybrid. Akan tetapi, untuk saat ini penjualan mobil hybrid masih lebih tinggi dari yang listrik.
Padahal, mobil listrik sendiri sudah mendapatkan insentif dari pemerintah. Di mana, mobil yang memiliki ingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) di atas 40 persen diberikan insentif PPN sebesar 10 persen.
Alhasil, konsumen pun hanya membayar PPN satu persen saja untuk mobil listrik baru. Namun di 2023, mobil hybrid ternyata penjualannya cukup tinggi ketimbang mobil listrik.
"Mobil listrik tahun lalu penjualan itu tembus 17 ribu unit. Padahal kalau kita lihat di 2021 tidak sampai 300 unit. 2022 ternyata mampu meningkatkan penjualan di 10 ribu unit," ujar Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, pada acara 'Memproyeksi Pasar Otomotif 2024' bersama Forwot, Selasa 16 Januari 2024.
Pada 2023 penjualan mobil hybrid cukup menguasai pasar sebenyak 5,4 persen, sedangkan mobil listrik cuma 1,7 persen saja. Kukuh mengungkapkan, larisnya mobil hybrid karena banyak pilihan untuk masyarakat.
"Hybrid dan listrik sama-sama 10 ribu unit di 2022. Di 2023 saat mobil listrik tembus 17 ribu unit, hybrid justru tembus 54 ribu unit. Ini tampaknya menjawab pertanyaan masyarakat akan kendaraan elektrifikasi. Karena mobil listrik bukanlah first time buyers," ucap Kukuh.
"Hybrid hemat bahan bakar dan ada pilihan varian 7 seater. Sedangkan mobil listrik juga mengalami kenaikan, namun pilihannya (mobil termurah) masih mobil kecil," jawabnya, perihal penyebab mobil hybrid yang lebih laku.