Di Eropa diduga Curang, di RI Mobil Listrik BYD Dikawal Luhut Binsar Pandjaitan
Kejanggalan itu tentu berasal dari harga jual yang mereka tawarkan, jauh lebih murah dari merek asal negeri benua biru tersebut, padahal secara spesifikasi bersaing, dan sama-sama menerima insentif dari pemerintah setempat.
Oleh sebab itu akan dilakukan penyelidikan ke pabrik di negara asalnya, yang dijadawalkan berlangsung selama 13 bulan sejak diumumkan Oktober 2023. Artinya sampai menjelang akhir 2024 baru selesai.
Menurut salah satu sumber Reuters yang namanya dirahasiakan, jika perusahaan tersebut terbukti melakukan kecurangan maka akan dikenakan hukuman dalam bentuk tarif.
Sedangkan menurut Juru Bicara Komisi Eropa dibidang Perdagangan, Olof Gill, bahwa pihaknya akan melakukan kunjungan verifikasi terlebih dahulu pada Januari sampai Februari 2024.
BYD saat ini memiliki pangsa pasar kendaraan listrik global terbesar, yang terus berkembang di Asia dan Eropa. BYD mencatat rekor pada 2022 dengan total penjualan global sebanyak 1,85 juta unit, atau meningkat 593 ribuan unit.
Sejak didirikan pada 1995, merek asal Tiongkok itu telah memperluas operasinya ke lebih dari 50 negara dan memiliki lebih dari 220 ribu karyawan di seluruh dunia.
Terbaru menurut laporan CleanTechnika, penjualan mobil listrik BYD dalam periode Januari-November 2023 mencapai 2.556.504 unit, melengserkan Tesla dari tahta mobil listrik terlaris di dunia yang hanya terjual 1.613.465 unit.