Beda Kelas Sama Neta dan Chery, VinFast Ogah Numpang Pabrik di RI Gegara Ini
100kpj – VinFast memiliki startegi yang berbeda dengan Neta dan Chery di pasar Indonesia. Merek mobil nasional asal Vietnam tersebut memilih untuk bangun pabrik sendiri, bukan menumpang di perusahaan lain.
Chery dan Neta saat ini memanfaatkan pabrik milik PT Handal Motor Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi untuk merakit produk-produk mereka. Sehingga secara investasi tidak sebesar VinFast yang berdiri sendiri.
Namun kenuntungannya kedua merek asal China itu tidak butuh waktu lama untuk menyandang status produknya rakitan lokal, meski tidak semua komponen buatan dalam negeri.
Kemudian kuota unit yang dibutuhkan pasar lebih mudah dikontrol, dibandingkan impor secara utuh, alias CBU (Completely Built Up). Karena statusnya sekadar numpang, maka tidak butuh dana investasi besar.
Misalnya Chery saat ingin merakit mobil listrik Omoda E5 yang hanya menggelontorkan Rp250 miliar, sedangkan Neta sebagai startup sampai saat ini masih menutup rapat informasi terkait nilai investasinya di RI.
Beda kelas dengan VinFast, merek asal negeri naga biru tersebut setara dengan Wuling, Hyundai, dan beberapa merek pendatang baru lainnya yang memilih untuk membuat pabrik sendiri dengan investasi besar-besaran.
Sebelum produknya diproduksi lokal, VinFast memanfaatkan kebijakan baru pemerintah terkait keringanan impor utuh kendaraan listrik, serupa seperti BYD di pasar Indonesia yang akan hadir semester pertama 2024.
“Tahun ini kita masih CBU, untuk pabrik kita bikin sendiri jadi bukan numpang rakit,” ujar Direktur Penjualan dan Jaringan VinFast Indonesia, Surachman Nugroho kepada 100kpj, Selasa 9 Januari 2024.
Lebih lanjut Nugroho menjelaskan, pabrik VinFast yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat akan bediri di atas lahan seluas 200 hektar, dan menjadi pusat manufaktur dengan format setir kanan untuk di ekspor, hingga produksi e-scooter.
“Nanti kita subsidi jadi kita bikin subsidi di Indonesia bukan hanya mobil, tapi baterai dan segala macam, jangka panjangnya e-scooter,” tuturnya.
Dia mengatakan, bahwa VinFast merupakan anak usaha Vin Grup yang memiliki sejumlah bisnis besar mulai dari teknologi seperti Ai, property, wisata, dan konglomerasi lainnya, bukan sekadar kendaraan untuk mobilitas.
Untuk melebarkan sayap ke sejumlah negara di bisnis kendaraan, jenama asal Vietnam itu hadir di Indonesia dengan mendirikan manufaktur terbarunya, setelah sukses eskpor mobil listrik ke Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain.
“Secara angka investasi 1,2 miliar dollar sudah listing di Nasdaq (bursa saham) US (Amerika) bisnis planning-nya harus tranparan jadi bisa dipertanggung jawabkan, tidak bisa statemen saja kita akan bikin pabrik kan banyak brand seperti itu,” sambungnya.
Komitmen bisnis yang sudah terdaftar itulah yang membuat VinFast tidak bisa mengubah strateginya di pasar Indonesia, terlebih harus numpang pabrik sementara seperti Neta dan Chery.