2024 Pertamina Campur Minyak Kelapa Sawit Lebih Banyak di Solar, Jadi Bio Diesel B40
100kpj – Pertamina akan mencampurkan minyak kelapa sawit lebih banyak untuk bahan bakar solar di 2024, nantinya bio solar yang sebelumnya B35 menjadi B40 karena kandungan minyak nabatinya menjadi 40 persen.
“Tahun lalu kami berhasil mengurangi sekitar 32 juta ton CO2 per tahun. Kami akan menambahkan lebih banyak B35 sekarang, dan tahun depan B40,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke dalam keterangannya, dikutip, Sabtu 2 November 2023.
Menurutnya rencana meningkatkan kandungan minyak kelapa sawit pada bahan bakar kendaraan jenis diesel itu lebih rendah, karena berdasarkan kebijakan energi nasional yang terbaru dinaikkan mencapai 60 persen.
Namun sebelum masuk ke target B60, perusahaan pelat merah itu secara bertahap menawarkan bio solar kepada masyarakat, maka tahun depan hanya bertambah 5 persen dari sebelumnya.
Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
Kandungan curd palm oil, atau campuran kelapa sawit untuk solar dilakukan bertahap, komposisinya mulai 2,5 persen pada 2008, memasuki 2015 menjadi 15 persen, lalu 2016 20 persen, hingga 30 persen pada Januari 2020.
Memasuki tahun ini, tepatnya Rabu 1 Februari 2023 pemerintah kembali meningkatkan kandungan ester metil asam lemak kelapa sawit di dalam bio solar menjadi 35 persen, artinya ada peningkatan 5 persen dari sebelumnya.
Hal itu dilakukan demi mengantisipasi lonjakan impor solar, dan harga minyak dunia ke depannya. Selain itu solar B35 diklaim lebih ramah lingkungan, meskipun belum ada informasi terkait kadar emisi yang dihasilkan.
Peningkatan campuran minyak nabati pada solar menjadi B35 itu diharapkan bisa terjual 13,15 juta kiloliter biodiesel bagi inudstri dalam negeri. Selain itu menghemat devisa sebesar 10,75 miliar dolar, atau setara Rp161 triliun.
Selain itu meningkatkan industri hilir sebesar Rp16,76 triliun. Terkait manfaatnya bagi lingkungan, masih daam keterangan resminya, B35 diklaim dapat mengurangi emisi karbon sebesar 34,9 juta ton CO2.