Ribuan Diler Kirim Surat ke Presiden Joe Biden Agar Peralihan Kendaraan Listrik Ditunda
100kpj – Ribuan diler mobil kirim surat ke Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mereka khawatir dengan percepatan kendaraan listrik yang ditargetkan pemerintah berdampak buruk pada bisnis industri otomotif.
Melansir Carscoops, perwakilan 3.882 diler kirim surat kepada Joe Biden pada Selasa, 28 November 2023, tertulis beberapa poin, atau dampak buruk akan terjadi saat semua brand otomotif harus jualan kendaraan listrik.
Beberapa pernyataan rasa khawatir mereka adalah terkait pemecatan massal, atau pengurangan karyawan. Mengingat kendaraan listrik tidak membutuhkan perawatan, atau servis, dan pergantian parts secara berkala.
Komponen yang digunakan pada kendaraan listrik jumlahnya lebih sedikit dibandingkan mobil bermesin bahan bakar. Sehingga bukan hanya diler yang terkena dampak, namun pabrikan, atau brand itu sendiri.
Terutama mereka sudah melakukan investasi besar-besaran untuk pembangunan pabrik pembuat mesin, spare part, atau komponen lainnya.
“Kami meminta Anda untuk memperlambat usulan peraturan yang mewajibkan produksi, dan distribusi kendarana listrik baterai (BEV),” tulis surat tersebut dikutip, Rabu 29 November 2023.
Di bawah kepemimpinannya, Joe Biden menargetkan peralihan kendaraan bermesin konvensional menjadi listrik berbasis baterai secara bertahap dari tahun ke tahun, hingga mencapai netralitas karbon pada 2032.
Artinya 9 tahun lagi setiap produsen kendaraan yang menancapkan kuku bisnisnya di Amerika Serikat wajib menjual kendaraan ramah lingkungan, nantinya kendarana bermesin bahan bakar tidak bisa lagi dijual terutama jika emisinya dianggap tinggi.
Namun masalahnya, meskipun Amerika Serikat sebagai negara adi daya dengan perekonomian yang baik, daya tarik masyarakat untuk membeli kendaraan listrik berbasis baterai masih lemah. Bukan soal harga, namun ada beberapa faktor lain yang membuat mobil tanpa emisi itu kurang dilirik.
Dalam surat itu dijelaskan peminat mobil listrik di negeri paman sam sempat naik, namun hanya di tahun lalu. Saat itu cukup genjar peralihan kendaraan pelahap seterum yang lebih ramah lingkungan, hingga antusiasme itu terhenti.
“Saat ini pasokan BEV yang tidak terjual melonjak, karena penjualannya tidak secepat saat tiba di diler kami, bahkan tidak berpengaruh meskipun kami memberikan diskon tambahn di luar insentif pemerintah,” tulisnya.
Semakin hari, semakin jelas bahwa upaya mandat kendaraan listrik ini tidak realistis berdasarkan permintaan pelanggan. Padahal model kendaraan listrik yang ditawarkan saat ini sangat beragam, tapi belum mampu sepenuhnya menarik perhatian konsumen.
“Bapak Presiden, tidak ada lembaga pemerintah, tidak ada lembaga think tank, dan tidak ada lembaga jajak pendapat yang mengetahui lebih banyak tentang pelanggan mobil selain kami,” lanjut keterangannya.
Masih dari isi surat tersebut, bahwa pelanggan memiliki rasa khawatir terhadapa kendaraan listrik, sebagian pun sudah merasakannya langsung bahwa kendaraan pelahap seterum itu tidak bisa diajak bekerja keras saat cuaca buruk.
Selain itu, kondisi infrastruktur belum memadai, terutama lokasi charging station, dan waktu pengisian yang cukup lama juga menjadi keluhan konsumen.
“Kami berbicara dengan pelanggan setiap hari. Sebagai dealer otomotif ritel, kami agnostik terhadap apa yang kami jual. Bisnis kami adalah menyediakan kendaraan yang memenuhi kebutuhan anggaran, dan gaya hidup pelanggan,”.