Mitsubishi Xpander Hybrid Diproduksi Tahun Depan, Spesifikasinya Bikin Penasaran
100kpj – Mitsubishi Motors Corporation (MMC) berusaha meramaikan segmen pasar mobil ramah lingkungan, selain tenaga listrik berbasis baterai, mereka juga mempersiapkan Xpander Hybrid di tahun depan.
Sejak 2020 Mitsubishi menjelaskan rencananya hingga tiga tahun mendatang dengan tema small but beautiful. Salah satu bahan persentasinya menampilkan sosok Mitsubishi Xpander Hybrid yang akan dirilis tahun fiskal.
Sebelumnya Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita juga membocorkan rencana Xpander Hybrid diproduksi setelah bertemu Chief Executive Officer Mitsubishi Motors Corporation, Takao Kato.
“Mereka akan mengembangkan dua model baru, yaitu Xpander Hybrid dan model kedua yaitu Xpander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle),” ujarnya saat webinar yang digelar oleh KBRI Tokyo, Maret 2021.
Kabar terbaru MPV (Multi Purpose Vehicle) yang menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik itu mulai diproduksi 2024 di Thailand. Seperti disampaikan Executive Vice President MMC, Katsuo Nakamura.
“Xpander diproduksi di Thailand karena insentif pemerintah di hybrid Thailand sangat besar, jadi harganya hampir sama mobil konvensional," ujar Nakamura dikutip Viva.co.id, Selasa 31 Oktober 2023.
Menurutnya, perusahaan terus berusaha memenuhi kebutuhan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan rencana pemerintah di Indonesia, termasuk akan memproduksi mobil listrik secara lokal, dan berteknologi hybrid.
Namun terkait kehadiran MPV hybrid itu untuk pasar Indonesia, Nakamura enggan memberikan penjelasan. Mengingat saat ini pemerintah juga belum memberikan isentif yang menjanjikan untuk teknologi hybrid.
Pajak yang dibebankan tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2021 (Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019) tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Namun nilai PPnBM mobil hybrid lebih murah dibandingkan mobil berbahan bakar fosil murni, dimulai dari 15 persen, sesuai kapasitas silinder, dan jumlah emisi yang dihasilkan.
Sementara menurut Hiroshi Nagaoka yang juga menjabat sebagai Executive Vice President MMC, mobil hybrid lebih baik daripada kendaraan listrik murni karena lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar, dan emisi.
“MMC melihat, untuk membuat sebuah BEV (Battery Electric Vehicle) butuh proses pembuatan yang sangat panjang. Mulai dari pembuatan mobilnya, baterainya, dan proses lainnya,” kata Nagaoka.