Test Drive All New Honda CR-V Hybrid, Konsumsi BBM Lebih Irit dari Brio
100kpj – All New Honda CR-V e:HEV menjadi mobil hybrid Honda pertama di Indonesia, setelah CR-Z yang dijual beberapa tahun lalu. Bermodal teknologi elektrifikasi, konsumsi BBM Honda CR-V Hybrid lebih irit dari Brio.
Efisiensi bahan bakar Honda CR-V Hybrid, 100kpj buktikan selama 2 hari di kawasan Bali dengan gaya berkendara yang cukup beragam. Setiap mobil berisikan 3 penumpang dengan barang bawaan di bagasi belakang.
“Acara ini bertujuan memberikan informasi yang lebih mendetail serta pengalaman pertama kalinya merasakan performa dari teknologi e:HEV Honda pertama di Indonesia,” ujar Sales & Marketing dan After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy.
Hari pertama kami mengawali perjalanan menuju Tlaga Singha, Gianyar dengan jarak tempuh 38 kilometer. Jalan perkotaan mendominasi, namun melewati tanjakan, dan turunan ketika berputar di Pantai Pandawa.
Selama jalan di dalam kota yang cukup macet, atau dengan kondisi stop and go, mobil seutuhnya berjalan dengan tenaga listrik. Kami merasakan mesin 2.000cc empat silindernya mulai hidup ketika beban enjin berat.
Misalnya saat melewati tanjakan, meski di kecepatan rendah mesin berbahan bakar tersebut hidup untuk membantu motor listrik menggerakkan roda depan. Artinya ada kombinasi sumber energi agar roda berputar.
Namun ketika cruising di jalan mendatar, atau sedikit menurun, indikator EV di panel instrumen yang menunjukkan mobil seutuhnya bergerak pakai tenaga listrik terkadang hidup, meski kecepatan mobil di atas 40 km per jam.
Saat bergerak seutuhnya pakai tenaga listrik, torsi dari dinamonya 335 Nm. Lalu memasuki Tol Bali Mandara kami coba kecepatan 60-80 km per jam, dan secara otomatis enjin bantu dua dinamonya menggerakkan roda depan.
Tapi kombinasi sistem penggerak itu tidak kami rasakan, ketika kondisi baterai tidak memadai untuk mengalirkan daya listrik, dan bisa terjadi ketika kami berkendara tanpa kecepatan yang konstan atau selalu di rpm tinggi.
Mengingat kapasitas baterai di bagian bawah bagasi belakang yang kecil, yaitu 1,06 kWh. Maka arus listrik yang masuk, dan keluar sangat cepat. Pengisiannya pun tergolong instan tidak butuh waktu lama.
Mesin berbahan bakarnya seakan-akan menjadi generator untuk mengisi daya listrik ke baterai, saat melepas pedal gas setelah kecepatan tinggi, atau deselerasi, serta menekan pedal rem usai mobil berjalan.
Menariknya paddle shift yang biasanya digunakan untuk mengoper gigi agar terasa mobil matik seperti manual, namun di CR-V e:HEV fungsinya berbeda. Paddle shift yang berada di balik kemudi untuk membantu daya pengereman yang lebih kuat saat deselerasi, sehingga mempercepat pengisian daya baterai.
Serupa saat kami memindahkan tuas transmisi dari D ke B di jalan menurun yang membantu mobil berjalan agak lambat seperti halnya engine brake. Sehinga daya listrik yang masuk ke baterai agak besar dibandingkan membiarkan mobil berseluncur dengan posisi D.
Tujuan akhir kami di Bali Hai Cruise, di daerah Tanjung Benoa. Secara total jarak tempuh kami di hari pertama sekitar 60 km. Selama berkendara kami menggunakan mode Econ, atau Normal, meski tersedia pilihan Sport.
Kecapatan rata-rata kami cukup rendah di hari pertama, dengan bobot penumpang rata-rata 75 kilogram, konsumsi BBM Honda CR-V Hybrid yang kami kendarai 19 km per liter, sedangkan peserta lain ada yang mencapai 22 km per liter.
Sedangkan memasuki hari kedua, konsumsi BBM mobil kami dengan jarak tempuh sekitar 62 km berada di angka 21 km per liter. Rutenya lebih beragam, namun kecepatan rata-rata kami lebih tinggi, dan cukup banyak berhalan konstan.
Padahal di hari kedua, jalanan yang kami lewati lebih ekstrim mulai dari pesisir pantai atau dataran rendah, hingga naik ke dataran tinggi atau kawasan Kintamani, dan kembali lagi turun ke Seminyak, Bali, termasuk kondisi lalu lintas yang padat.
Jika berkaca dari hasil tersebut, maka konsumsi BBM All New Honda CR-V Hybrid lebih irit dari Honda Brio bermesin 1.200cc. Kebetulan kami menggunakan Brio generasi pertama untuk kegiatan sehari-hari dengan catatan 14-15 km per liter, meski di atas kertas LCGC bisa mendapatkan angka 20 km per liter dalam kondisi jalan konstan.