Sebelum Meninggal Soebronto Laras Sempat Singgung Pemerintah soal Mobil Listrik
100kpj – Tokoh otomotif, Soebronto Laras meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, sekitar pukul 20.00 WIB, Rabu 20 September 2023. Sebelumnya Komisaris Indomobil Group itu sempat singgung era mobil listrik.
Mengingat komponen yang digunakan kendaraan listrik lebih sedikit, maka menurut Bapak Suzuki Indonesia itu pemerintah perlu mencari solusi nasib pabrik kendaraan berbahan bakar yang sudah berdiri di Tanah Air.
"Di Cikarang 150 ribu, di Tambun 150 ribu (pabrik Suzuki) ini mau diapain. Sekarang mobil listriknya yang dibikin paling cuma berapa ribu unit,” ujar menantu Jenderal Ahmad Yani itu beberapa bulan lalu.
Salah satu founder Indomobil Group itu mengaku, sudah jatuh bangun menyokong perkembangan pabrik motor, dan mobil Suzuki bermesin bahan bakar di Indonesia selama 50 tahun.
Sehingga banyak pertimbangan jika harus beralih ke kendaraan listrik tanpa investasi baru dari pihak eksternal. Oleh sebab itu, saat ini Suzuki hanya membuat mobil mild hybrid di dalam negeri, melalui XL7 dan Ertiga.
"Kita tinggal tunggu saja maunya pemerintah apa? Kalau paling cepat yah 2-3 tahun, belum lagi soal komponen yang akan terancam,” tuturnya.
Menurutnya untuk mengembangkan kendaraan listrik di dalam negeri, butuh dana hingga triliunan rupiah. Namun investasi sebesar itu dibutuhkan kerjasama dari pihak lain, jika ingin dilakukan dalam waktu dekat.
“Kalau untuk pabrik mobil listrik antara 5-10 miliar dolar (ratusan triliun rupiah sebagai modal) tergantung yang punya duit siapa,” sambung pengusaha kelahiran 1943 tersebut.
Melalui situs resmi Indomobil Group, pada 1976 Soebronto Laras menjabat sebagai Presiden Direktur, hingga 2002 ditunjung sebagai Komisaris Utama. Suzuki adalah merek yang dia bawa dari Jepang ke Indonesia.
Soebronto Laras lulusan Sarjana Teknik Mesin Universitas Paisley College, Skotlandia pada 1969, dan meraih gelar Diploma of Business Administration di Hendon College London pada 1972.
Putra dari tokoh otomotif nasional, yaitu R. Moerdono juga pernah bekerja di perusahaan jual beli mobil NV Velodrome, dan sempat menjadi pembalap.
Pada 1980-an membawa motor Suzuki ke Indonesia, hingga melebarkan sayap menjual produk mobilnya dengan merakit lokal Carry pikap yang saat itu masih bernama ST20 alias truntung.