Ahok Menilai Bukan Cuma Kendaraan Listrik yang Bisa Menekan Polusi Udara
100kpj – Kendaraan listrik menjadi salah satu alternatif menekan polusi udara, namun menurut Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, banyak alternatif energi selain kendaraan elektrifikasi.
Bukan cuma Indonesia, menurutnya semua negara sedang fokus dalam energi terbarukan agar tetap ramah lingkungan, dan menekan emisi yang sudah ada. Sehingga kendaraan listrik bukan salah satu pilihan, tapi masih banyak.
“Semua negara yang penting new energy vehicles, bukan terbatas electric vehicles. Anda mau pakai angin juga boleh, mau palai uap juga boleh,” ujar Ahok di GIIAS 2023, ICE BSD, Tangerang, dikutip, Rabu 16 Agustus 2023.
Namun balik lagi ke selera konsumen, kebutuhan pasar, dan infrastruktur atau kemudahan mendapatkan energi tersebut saat dibutuhkan. Maka penyediaan yang paling mudah saat ini energi listrik di setiap negara.
“Yang penting pasarnya mau beli apa enggak? No single solution saat ini,” tuturnya.
Lebih lanjut mantan Gubernur DKI itu menjelaskan, soal energi listrik lebih diminati saat ini karena siapa yang lebih dulu membangun ekosistemnya, sehingga mampu menarik minat masyarakat agar membeli.
“itu yang akan unggul (bangun ekosistem). Sama kayak hp Nokia bisa hilang juga kan, yang penting jangan lawan pasar. Tugas pemerintah jangan pihak sebelah," katanya.
Sehingga fungsi pemerintah untuk membantu mengurangi emisi agar lebih ramah lingkungan, bukan sekadar membuat regulasi. Tapi mendukung pasar yang sudah terbentuk, jangan berpihak dari satu sumber energi.
"Regulasi kalau masih belum jelas, anda harus dukung semua juga. Anda juga jangan membatasi orang untuk melakukan apa pun karena ini keputusan di pasar," sambungnya.
Belakangan ini polusi udara di Jakarta menjadi sorotan. Emisi dari berbagai sektor, termasuk pabrik, hingga kendaraan bermesin pembakaran membuat kualitas udara di Ibu Kota semakin memburuk.
Melansir data situs pemantau kualitas udara, beberapa hari terakhir menunjukkan indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 170-175, masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi PM2.5.
Berbagai pihak menyebut salah satu penyumbang terbesar dari polusi udara adalah kendaraan bermotor dengan mesin pembakaran.