Diam-diam Pemerintah Tanam Tumbuhan Ini untuk Campuran BBM di Masa Depan
100kpj – Untuk menuju ramah lingkungan, ada berbagai cara yang bisa dilakukan dalam menekan emisi dari mesin pembakaran. Selain beralih ke tenaga listrik, cara lainnya mengubah kandungan bahan bakar minyak (BBM).
Mengubah kandungan bahan bakar yang dimaksud mencampurkan minyak fosil dengan minyak nabati, atau dari tumbuh-tumbuhan biasa disebut etanol, dan bioetanol.
Cara itu sudah dilakukan di berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia. PT Pertamina (Persero) sejak beberapa tahun sudah menawarkan BBM dari campuran solar, dan minyak kelapa sawit.
Kandungan curd palm oil, atau campuran kelapa sawit untuk solar dilakukan bertahap, komposisinya mulai 2,5 persen pada 2008, 2015 15 persen, 2016 20 persen, 30 persen pada Januari 2020, sampai 35 persen di 2023.
Tidak berhenti sampai di situ, perusahaan minyak milik negara tersebut juga akan menjual BBM baru dari kandungan etanol di bulan ini. Diberi nama Pertamax Green 95, sehingga diciptakan untuk mesin bensin.
Bahan dasar etanol didapatkan dari permentasi sari tebu, sebanyak 5 persen dicampurkan ke Pertamax. BBM baru dengan energi terbarukan tersebut akan dijual pertama kali di SPBU wilayah Surabaya, dan Jakarta.
Sebelum sari tebu dipilih, pemerintah mempersiapkan bahan dasar lain untuk etanol di masa depan yang berasal dari sorgum. Bahkan tumbuhan yang masih keluarga padi, dan gandum itu sudah ditanam belasan ribu hektar.
Kepala Staf Kepresidenan, Jendral TNI Purnawiran Moeldoko mengatakan, sorgum memiliki banyak manfaat karena untuk kebutuhan pangan, hingga energi alternatif untuk industri, salah satunya otomotif.
“Pertanian itu bisa menghasilkan elektrifikasi energi, contoh sorgum. Benih, butir bulirnya itu bisa untuk beras tepung, dan juga sebaai etanol, dan bioetanol,” ujar Moeldoko dikutip Antaranews, Kamis 13 Juli 2023.
Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia itu menjelaskan, bahwa pemerintah sudah memiliki peta jalan untuk budidaya sorgum, salah satu lokasi penanaman tumbuhan itu yang dimulai dari 15 ribu hektar.
“Pada akhirnya 2024 mulai menuju ke 150 ribu hektar. Ini saya kira upaya yang sangat baik ke depan, karena dengan sorgum ini banyak yang bisa digantikan,” tuturnya.
Sorgum bisa digunakan sebagai gula permentasi dan energi etanol, yang menurut Moeldoko ujung akhirnya setelah diolah menjadi energi. Namun belum diketahui, apakah setelah tebu, sorgum ini dijadikan campuran ke BBM?