Gak Nyangka Rasanya Kijang Innova Zenix Hybrid, Iritnya Kebangetan
Performa, dan impresi berkendara
Pertama kali kami menghidupkan mobil, tidak ada suara mesin layiknya kendaraan listrik. Hanya deruman dinamo sedikit terdengar, bersiap menggerakkan roda depan di awal mobil berjalan.
Meski badannya tergolong bongsor, ternyata motor listrik dengan tenaga setara 113 PS, dan torsi 205,9 Nm sangat membantu. Setidaknya enggak lemot seperti Innova Reborn mesin bensin, atau versi sebelumnya.
Apresiasi untuk Toyota yang berhasil mengakali kelemahan itu berkat bantuan teknologi elektrifikasi, sehingga lebih responsif dari awal. Saat pedal gas diinjak secara teratur, dengan kondisi baterai sekitar 40 persen, sampai kecepatan 30-35 km per jam.
Sepenuhnya mobil digerakkan oleh tenaga listrik, dengan mengaktifkan EV mode. Jika daya baterai lemah, motor listrik tidak bisa diajak sampai kecepatan tersebut, bahkan ada indikator EV mode tidak bisa diakhtifkan.
Cara kerjanua, ECU (Electronic Control Unit) membaca TPS (Throttle Position Sensor) sesuai tekanan pedal gas, bahwa mesin perlu hidup agar mobil terus melaju. Saat peralihan tersebut rasanya cukup tedengar suara enjin.
Mesin bensin 4 silinder M20A-FXS 1.987cc di Innova Zenix terasa lebih bertenaga dari versi bensin di generasi sebelumnya. Di atas kertas performa maksimalnya 186 PS di 6.000 rpm, dan torsi 187,3 Nm di 4.400-5.200 rpm.
Cukup mudah untuk mencapai kecepatan 60-100 km per jam, apalagi jika menggunakan mode Sport dari awal akeselrasinya lebih reponsif. Tenaga yang disalurkan terasa linear, dan halus ciri khas transmisi matik CVT.
Konsumsi BBM, handling, fitur keamanan
Jalan yang kami lewati campuran, yaitu di dalam kota dengan kondisi macet, atau stop and go, dan lancar jaya ketika di jalan tol. Hanya sesekali pakai mode Sport, dan lebih dominasi mode ECO, atau EV mode.
Selain berisikan 4 penumpang, terdapat barang bawaan di bagasi belakang. Permukaan jalan yang dilalui tergolong leboh didominasi permukaan aspal mulus, baik datar, turunan, atau sedikit menanjak.
Dengan kondisi tersebut, sejauh 114,1 km, konsumsi bahan bakar minyak, atau BBM Kijang Innova Zenix Hybrid iritnya kebangetan. Angka di layar MID tercatat 5,4 liter per 100 km, artinya hanya butuh bensin satu liter untuk jalan sejauh 18 km.
Lebih irit dari pemakaian sehari-hari di mobil bensin berkapasitas 1.200cc, atau 1.500cc tanpa elektrifikasi. Cukup besar peran teknologi hybrid Toyota generasi kelima itu memberikan performa maksimal, namun BBM tetap irit.
Untuk kenyamanan tidak perlu diragukan lagi, handlingnya seperti tidak terasa bahwa mobil ini memiliki ground clearance setinggi 185 mm. Hal yang wajar jika ada sedikit gejala limbung, namun body rollnya sangat minim.
Kami tetap menemukan berkendara menyenangkan di mobil sebesar itu, dan kenyamanan karena kabin kedap, suspensi depan MacPherson, belakang Torsion Beam dngan kombinasi stabilizer bikin mobil stabil saat bermanuver.
Mampu meredam getaran dengan baik saat melewati jalanan rusak, bahkan ayunan suspensi cukup lembut, namun platform TNGA-C (Toyota New Global Architeture) membuatnya tetap rigid.
Untuk tipe V Hybrid velgnya17 inci berkelir silver dibalut ban 215/60 depan, dan belakang. Sistem keamanannya pengereman depan, dan belakang cakram yang dipadukan ABS, EBD, terdapat 6 air bags.
Fitur pendukung lainnya seperti vehicle stability control, hill start assist tetap tersedia, namun belum ada blind spot warning, dan Toyota Safety Sense seperti di tipe Q.