Suzuki Tunggu Konglomerat yang Siap Sokong Dana Bikin Mobil Listrik di RI
100kpj - Mobil listrik berbasis baterai dianggap menjadi salah satu solusi menekan emisi karbon yang dihasilkan dari mesin pembakaran, atau mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang ketersediannya semakin menipis.
Di Indonesia sudah cukup banyak mobil listrik yang beredar di pasar, spesifikasinya beragam, begitu juga dengan harga. Masing-masing produk membutuhkan daya listrik dengan watt tertentu untuk pengisian baterainya.
Baterai yang digunakan pada mobil listrik terbentuk dari beberapa bahan dasar, diantaranya lithium-ion, nikel, metal, atau lainnya. Soal kapasitas penyimpanan disesuaikan dari kemampuan dinamo, dan desain kendaraannya.
Meskipun sumber energi untuk pengisian baterai masih memiliki emisi, mengingat pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar menggunakan batu bara. Selain itu, Indonesia belum memiliki tempat daur ulang baterai.
Saat ini sudah ada beberapa perusahaan swasta yang menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air membangun pabrik perakitan kendaraan listrik, serta proses pembuatan baterai. Sebut saja Hyundai, Wuling, Toyota, dan beberapa brand lainnya.
Untuk membuat pabrik pembuatan kendaraan listrik butuh investasi baru dengan nilai yang cukup besar. Hal itu yang membuat dilema Suzuki Indonesia mengikuti perkembangan zaman untuk membuat kendaraan ramah lingkungan.
Mengingat brand berlogo S tersebut yang berada di bawah naungan Indomobil Group sudah melakukan investasi besar-besaran sejak puluhan tahun lalu untuk pembuatan mobil, atau motor berbahan bakar di dalam negeri.
Komisaris Suzuki Indonesia, Soebronto Laras mengatakan, masih menunggu kebijakan pemerintah, dan dana segar dari konglomerat yang bersiap membantu dalam pembangunan pabrik kendaraan listrik.
"Di Cikarang 150 ribu, di Tambun 150 ribu (pabrik Suzuki) ini mau diapain. Sekarang mobil listriknya yang dibikin paling cuma berapa ribu unit. Yah mudah-mudahan saja ada pengusaha yang hadir dan mampu membuat itu," ujarnya di Senayan, Jakarta, Kamis 15 Juni 2023.
Salah satu founder Indomobil Group itu mengaku, sudah jatuh bangun menyokong perkembangan pabrik motor, dan mobil Suzuki bermesin bahan bakar selama 50 tahun. Sehingga banyak pertimbangan jika harus beralih ke kendaraan listrik tanpa investasi baru.
"Kita tinggal tunggu saja maunya pemerintah apa. Kalau paling cepet yah 2-3 tahun, belum lagi soal komponen yang akan terancam (mobil listrik gak butuh banyak komponen). Kalau untuk pabrik mobil listrik antara 5-10 miliar dolar (ratusan triliun rupiah sebagai modal) tergantung yang punya duit siapa?," katanya.