Mengupas Teknologi Suzuki Grand Vitara Hybrid yang Membuatnya Irit BBM
Di dalam SHVS terdapat baterai lithium-ion 6 ampere, atau 12 volt yang dikawinkan dengan ISG (Integrated Starter Generator) sebagai pengganti alternator konvensional.
Fungsi ISG mampu memberikan dorongan tenaga saat mobil mulai berjalan, dari kondisi diam tanpa perlu menguras banyak bensin. Komponen tersebut bekerja berkat saluran listrik dari baterai yang dimilikinya.
Berbeda dengan mesin konvensional pada umumnya, bensin akan terkuras banyak ketika posisi stop and go, maka tidak heran jika mobil lebih boros ketika macet dibandingkan harus berjalan konstan di kecepatan tinggi.
Suara mesin memang tidak terlalu senyap seperti halnya mobil listrik ketika mulai berjalan, namun setidaknya lebih halus. Saat kecepatan tinggi, sistem SHVS akan mengalirkan tenaga ke mesin yang didapatkan saat deselerasi.
Artinya ketika berakselerasi kerja mesin tidak terlalu berat, karena mendapatkan tenaga tambahan tersebut, hal itu juga membuat bahan bakar diklaim lebih efisien.
Baterai bertugas mentransfer daya ke ISG, sehingga energinya tidak akan terkuras saat semua sistem kelistrikan mobil hidup seperti lampu, audio dan lain-lain. Jalur kelistrikan terpisah mengandalkan aki, atau lead baterai.
Mesinnya berbeda dengan Ertiga, Grand Vitara mengadopsi enjin baru dengan kode K15C berkapasitas 1.500cc Dual Jet. Tenaga maksimalnya 103 PS di 6.000 rpm, torsi 136,8 Nm di 4.400 rpm, disalurkan melalui transmisi matik 6-percepatan, lengkap dengan paddle shift.