Mobil Listrik Cuma Memindahkan Emisi di Jalan Jika Tidak Memikirkan Hal Ini
100kpj – Mobil listrik berbasis baterai dianggap menjadi salah satu solusi menekan emisi karbon yang dihasilkan dari mesin pembakaran, atau mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang ketersediannya semakin menipis.
Di Indonesia sudah cukup banyak mobil listrik yang beredar di pasar, spesifikasinya beragam, begitu juga dengan harga. Masing-masing produk membutuhkan daya listrik dengan watt tertentu untuk pengisian baterainya.
Baca juga: Hasil Daur Ulang Baterai Bekas Mobil Listrik untuk Sumber Kelistrikan Rumah
Luhut yakin Indonesia jadi Produsen Terbesar Baterai Kendaraan Listrik di Dunia
Baterai yang digunakan pada mobil listrik terbentuk dari beberapa bahan dasar, diantaranya lithium-ion, nikel, metal, atau lainnya. Soal kapasitas penyimpanan disesuaikan dari kemampuan dinamo, dan desain kendaraannya.
Saat ini sumber energi untuk pengisian baterai masih memiliki emisi, mengingat pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar menggunakan batu bara. Selain itu, Indonesia belum memiliki tempat daur ulang baterai.
Artinya kendaraan pelahap seterum itu menjadi negatif, atau bukan solusi utama demi menuju netralitas karbon pada 2060. Sehingga industri dan pemerintah perlu memikirkan hal itu untuk mencapai nol emisi.
Kelompok Keahlian Sistem Manufaktur Institut Teknologi Bandung (ITB), Dradjat Irianto mengatakan, roadmapnya harus disusun dengan benar, tidak hanya sektor otomotif, tapi ada sektor energi, dan sektor recycling.
“Paling tidak 3 unsur itu harus ada, kalau konsepnya hanya mobil listrik saja tanpa didukung energi yang sesuai (jadi negatif),” ujar Dradjat saat seminar bersama Toyota Motor Manufacturing Indonesia secara virtual, Jumat 2 Desember 2022.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bukan sekadar industrinya yang dipikirkan, namun energi juga harus mengikuti perkembangan, dan kebutuhan dalam menghadapi kemajuan teknologi elektrifikasi ke depan.
“Pak Jokowi (Presiden RI) sudah mengatakan akan dihapus sekian persen pembangkit listrik batu bara akan dihapus, tapi saya belum mendengar, langkah per langkahnya,” tuturnya.
Melansir dari beberapa sumber, Presiden Jokowi sudah memberikan isyarat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, yaitu mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Rencananya PLTU yang mengandalkan batu bara sebagai sumber tenaganya akan dipensiunkan, atau diganti dengan energi terbarukan. Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, uhut Binsar Pandjaitan.
“Sekarang energi fosil menjadi musi bersama. Bertahap pemerintah juga mau pensiunkan power plant batu bara. Kenapa itu terjadi? Karena pemanasan global membuat bumi semakin panas,” ujar Luhut dalam acara Indonesia Investment Forum 2021 secara virtual.