Beli Mobil Listrik Tidak Membantu Mengurangi Emisi Seutuhnya, Kok Bisa?
Menurutnya hal yang perlu diperhatikan ketika menghasilkan kendaraan listrik berbasis baterai itu berapa jumlah emisi yang sudah dikeluarkan dalam menciptakan satu unit. Maka perguruan tinggi perlu melakukan kajian.
“Saya belum lihat dari ITB ada kajian, satu mobil listrik itu menghasilkan emisi berapa? Apakah selama beroperasi 7-10 tahun itu bisa menggantikan emisi yang sudah dikeluarkan untuk menghasilkan satu mobil,” tuturnya.
Lebih lanjut Gusti menjelaskan, perguruan tinggi dan industri otomotif perlu memerhatikan beberapa faktor tersebut. Agar permasalahan emisi karbon, atau per gram CO2 untuk berapa kilometer dan hal lainnya bisa terjawab.
“Ini semua menjadi satu tantangan kita bersama, bahwa yang kita tuju lingkungan yang bersih, yang kita tuju net zeronya saja. Jadi bukan sekadar biar bersih beli mobil listrik saja, belum tentu itu membayar dari emisi yang dihasilkan,” katanya.
Mantan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian itu berharap agar Toyota, dan ITB bekerjasama untuk membuat kajian.