Mengejutkan Hasil Uji Tabrak Toyota bZ4X Jika Kecelakaan, Mobil Listrik Pertama Toyota di RI
100kpj – Mobil yang dijual ke pasar sebelumnya sudah mengikuti sejumlah pengetesan, termasuk uji tabrak yang digelar oleh lembaga keselamatan, atau di luar dari perusahaan merek tersebut.
Proses uji tabrak itu wajib diikuti demi memastikan keamanan, dan kualitas produk karena menyangkut keselamatan, atau keamanan penggunanya ketika terjadi kecelakaan.
Setiap negara punya aturan berbeda-beda untuk memutuskan mobil tersebut layik dipasarkan, atau tidak setelah mengetahui hasil uji tabraknya. Biasanya Eropa dikenal paling ketat dalam menentukan hal tersebut.
Maka tidak heran jika mobil yang mendapatkan nilai baik di European New Car Assessment Progamme, atau Euro NCAP sudah diakui tingkat keselamatannya, sehingga bisa dengan mudah dipasarkan secara global.
Salah satu produk terbaru yang sudah mengikuti uji tabrak di Euro NCAP adalah Toyota bZ4X. Melansir situs resminya, mobil listrik itu mendapatkan nilai baik, atau bintang 5 setelah melakukan serangkaian pengetesan.
Berdasarkan hasil program penilaian kinerja keselamatan mobil yang berbasis di Leuven tersebut, bz4X mendapatkan score 88 persen untuk perlindungan penumpang dewasa, 87 persen untuk perlindungan anak-anak.
Sedangkan perlindungan untuk pengguna jalan hanya 79 persen, di mana uji coba dilakukan saat pengemudi lengah padahal di depan mobil ada orang sedang menyebrang jalan, dan mobil melakukan pengereman otomatis.
Yang menarik bantuan keamanan milik mobil listrik itu nilainya mencapai 91 persen. Dalam video yang dibagikan Euro NCAP saat tabrakan frontal dengan kecepatan 64 km per jam, seluruh bagian depan mobil hancur.
Terutama pada bagian bumper, kap depan penyok, namun tidak melebar ke bagian pilar atau kaca depan, bahkan semua air bag bagian depan, dan samping mengembang sempurna.
Tapi untuk penumpang sebelah sopir tidak ada air bag depan, hanya di samping yang menjalar sampai ke penumpang bangku baris kedua. Kantung udara di bagian depan hanya untuk sopir tepatnya di bagian setir.
SUV ramah lingkungan itu menggunakan rancang bangun e-TNGA, atau Toyota New Global Architecture, dan menjadi kendaraan ramah lingkungan pertama mereka yang diracik bersama Subaru sebagai aliansinya.
Mengandalkan baterai 355 volt, atau 71,4 kilowatt hour. Meski secara kapasitas baterai lebih kecil dari Hyundai Ioniq 5, namun jarak tempuhnya berdasarkan pengujian internal bisa mencapai 500 kilometer.
Mobil listrik itu dibekali sistem keamanan TSS (Toyota Safety Sense) 3.0. Fungsinya dapat melakukan pengereman otomatis, mengembalikan setir saat mobil keluar marka jalan, berjalan sendiri di kecepatan tertentu, dan lain-lain.