Klakson Telolet Jadi Penyebab Kecelakaan Maut Truk Tangki di Cibubur
100kpj – Senin 18 Juli 2022 terjadi kecelakaan maut yang melibatkan truk tangki Pertamina, hingga menelan 10 korban jiwa. Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT akhirnya membeberkan hasil investigasi penyebab kecelakaan itu.
Dalam rilisnya, KNKT menyebutkan bahwa truk Pertamina dengan nomor polisi B-9598-BEH mengalami kegagalan rem. Hingga, terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan 4 mobil penumpang dan 10 sepeda motor.
"Kegagalan rem karena persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas, sehingga tidak cukup kuat untuk melakukan pengereman. Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem yang tidak standar," bunyi pernyataan KNKT, Selasa 18 Oktober 2022.
Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya kecelakaan di antaranya desain geometrik Jalan Transyogi tidak ada masalah secara teknis dan aman digunakan.
Klakson Telolet
Penuruan udara tekan sendiri karena solenoid valve klakson tambahan alias klakson telolet. Memang, truk dan bus yang saat ini beredar di jalanan banyak yang menggunakan klakson tambahan karena merasa butuh suara yang besar.
Akan tetapi, klakson tambahan itu juga menggunakan angin untuk mengeram. Jadi prosi untuk mengerem pun berkurang karena kebutuhan klakson tersebut. Dengan kejadian ini, KNKT akhirnya memberikan rekomendasi agar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melarang penggunaan klakson tambahan terutama yang menggunakan angin seperti halnya klakson telolet.