Umur Kendaraan Konvensional di Indonesia Masih Panjang
100kpj – Pemerintah tengah gencar-gencarnya melakukan percepatan produksi berbagai jenis kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Lalu bagaimana dengan nasib mobil-mobil konvensional berbahan banyak minyak atau BBM ke depannya?
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan kendaraan bermotor dengan teknologi pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) alias mobil konvensional masih akan tetap diproduksi di Indonesia beriringan dengan era elektrifikasi. Hal ini mengingat Indonesia sudah memiliki roadmap industri KBLBB.
Pada tahun 2025, jumlah KBLBB di Indonesia ditargetkan mencapai 400 ribu unit atau 25% dari total produksi kendaraan bermotor roda empat yang akan mencapai 1,6 juta unit.
“Sedangkan di tahun 2035, Kemenperin menargetkan produksi 1 juta KBLBB roda empat atau lebih dan 3,22 juta KBLBB roda dua. Target tersebut diharapkan dapat menghemat penggunaan bahan bakar fosil dan menurunkan emisiCO2 hingga 12,5 juta barel/4,6 juta ton untuk roda empat atau lebih dan 4 juta barel/1,4 juta ton CO2 untuk kendaraan roda dua,” ujar Jubir Kemenperin, Febri dalam keterangan resminya.
Artinya, persentase jumlah KBLBB akan terus meningkat bila dibandingkan dengan jumlah kendaraan ICE. Ia menambahkan, hingga saat ini, telah terdapat empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik dengan total investasi sebesar Rp1,872 Triliun.
Kapasitas produksi kendaraan listrik per tahun di Indonesia saat ini mencapai 2.480 unit bis, 14.000 unit mobil listrik, serta 1,04 juta unit untuk kendaraan roda dua dan roda tiga listrik.
“Dari tahun 2017 sampai 2021, pendaftaran KBLBB di Kementerian Perhubungan selalu mengalami peningkatan tiap tahun. Terakhir pada tahun 2021 meningkat sebanyak 360% dari 2020,” jelasnya.