Padahal Buatan Lokal, Kenapa Harga Honda HR-V Baru Mahal?
100kpj – Honda HR-V menjadi salah satu produk andalan PT Honda Prospect Motor (HPM) di Indonesia sejak beberapa tahun. Mobil SUV kelas menengah yang memiliki konfigurasi lima penumpang itu dijual lebih murah dari CR-V.
Mengingat cukup lama produk tersebut tidak mendapatkan pembaharuan total, akhirnya All New HR-V meluncur pada Maret 2022. Produsen mobil Honda di Tanah Air itu menawarkan HR-V terbaru dalam beberapa varian.
Di awal kemunculannya, HR-V baru dilego mulai Rp355,9 juta untuk tipe 1.5L S CVT, sampai Rp499,9 juta tipe 1.5L Turbo RS. Selain memiliki desain eksterior yang lebih moderen, mobil tersebut didukung segudang fitur canggih.
Tidak heran jika harga jualnya jauh lebih mahal dari generasi sebelumnya. Namun karena perubahan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dari 10 persen, menjadi 11 persen banderol SUV baru itu kembali melambung tinggi.
Pasalnya produsen mobil berlogo H tersebut mengubah harganya menjadi Rp362,900 juta untuk tipe terendah, sampai Rp513,900 juta atau setara setengah miliar. Cukup mahal untuk sebagian orang, atau berkaca dari versi sebelumnya.
Bahkan banderol HR-V varian tertinggi itu lebih mahal dari Toyota Corolla Cross yang secara segmen di atasnya. Atau dengan budget tersebut konsumen bisa mendapatkan CR-V, karena tipe terendahnya Rp515,900, selisih tipis.
Padahal mobil SUV tersebut diproduksi di dalam negeri, dan memiliki kandungan komponen lokal yang cukup tinggi. Lantas kenapa harganya bisa mahal?
Business Innovation and Sales & Marketing PT HPM, Yusak Billy mengatakan, sejak diluncurkan HR-V terbaru langsung dibuat di Karawang, Jawa Barat. Komponen lokal did alamnya lebih dari 80 persen, terbilang nasionalis.
“Harga tergantung dua, production cost, dan pajak. Ongkos produksi tergantung materialnya, ongkos ratenya (gaji karyawan), fitur, dan teknologinya, perpajakan juga sekarang sudah pakai emisi gas buang,” ujar Billy saat dikonfirmasi di BSD, Tangerang.
Bukan hanya itu, secara pajak HR-V terbaru juga lebih murah dari sebelumnya. Karena emisi karbon yang dihasilkan lebih rendah. Diduga biaya produksi Honda cukup tinggi melahirkan SUV tersebut dengan fitur di dalamnya, belum termasuk keuntungan perusahaan.
“Emisi HR-V baru ini lebih efisien dari yang lama untuk NA (natural aspirated atau non turbo), jadi pajaknya lebih murah,” sambungnya.