Mobil Hybrid Suzuki Buatan Indonesia Siap Dijual ke Luar Negeri
100kpj – Sejumlah pabrikan, atau produsen mobil di Indonesia sedang berusaha memasarkan produk ramah lingkungan berteknologi hybrid, hingga listrik murni. Secara desain, harga, dan spesifikasinya tentu berbeda-beda.
Seperti yang akan ditawarkan Suzuki, di mana brand mobil asal Jepang itu mengandalkan mild hybrid untuk kendaraan rendah emisi mereka di pasar Tanah Air. Tahun ini direncanakan mulai diproduki dan dijual ke pasar.
PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), sebagai pabrikan kendaraan Suzuki akan memproduksi teknolo Suzuki Smart Hybrid secara lokal. Bukan sekadar untuk kebutuhan domestik, namun produk ramah lingkungan itu akan di ekspor.
“Kami akan hadir melengkapi pasar ekspor kita dengan smart hybrid,” ujar Asst to Design Development Engineering Administration & Homologation Dept Head PT SIM, Mahardian Ismadi Brata dikutip, Senin 11 April 2022.
Terkait model mobil yang akan tersemat teknologi semi hybrid tersebut masih dirahasikan, baik untuk ekspor, atau pasar dalam negeri. Menurutnya, Suzuki akan membuat kendaraan itu tetap terjangkau secara harga jual.
Diketahui, sebelumnya produk ramah lingkungan yang mengadopsi teknologi itu adalah Suzuki Ertiga diesel pada 2017 lalu, kemudian setop produksi.
Hingga akhirnya kembali dikembangkan pada Ertiga bensin, namun sekadar dipamerkan di hadapan pemerintah pada 2019 di acara Kementerian Perhubungan. Kini platform hybrid itu kembali hadir di IIMS 2022.
SHVS bekerja untuk sistem penggerak mesin, dikawinkan dengan Integrated Starter Generator (ISG) sebagai pengganti alternator konvensional. Sehingga mampu memberikan dukungan tenaga saat mobil berjalan dari kondisi diam.
Sementara fungsi dari baterai lithium-ion itu untuk menyimpan tenaga yang dihasilkan ISG, yang akan digunakan ketika mesin membutuhkan dukungan tenaga. Adanya dua komponen tersebut tentu bertujuan agar bahan bakar lebih efisien.
Ketika Ertiga itu digunakan jalan, kemudian berhenti di lampu merah atau macet mesin itu akan mati. Namun sistem kelistrikan tetap menyala, jadi saat pedal gas diinjak otomatis ISG akan menyalakan mesin kembali.
Bedanya ketika akselerasi awal, listrik yang tersimpan pada baterai akan memberikan dukungan tenaga ke mesin untuk memutar roda, dari kondisi mobil diam. Sehingga penggunaan bahan bakar diklaim lebih efisien.
Baterai dengan kapasitass 12 volt itu akan mengisi otomatis ketika melepas gas, di mana ISG akan mengubah energi kinteik dari putaran roda menjadi listrik untuk mengisi baterai. Begitu juga saat melakukan pengereman.