Dalam Hitungan Bulan, Truk Isuzu Disulap Menjadi Ramah Lingkungan
100kpj – Indonesia ketinggalan dibandingkan negara lain terkait penekanan kadar emisi yang dihasilkan dari kendaraan. Beberapa ngara standar gas buang sudah memasuki Euro 5 sampai Euro 6, di Tanah Air baru menuju Euro 4.
Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O atau Euro 4, yang mulai berlaku pada April 2022.
Namun fokus utama dari kebijakan tersebut untuk kendaraan komersial. Sehingga sejumlah produsen truk, bus, atau alat berat lainnya berlomba-lomba mengubah produk mereka dari Euro 2 menjadi Euro 4 sesuai aturan.
Seperti yang dilakukan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Menyambut aturan baru itu, tanpa perlu belajar lama mereka sudah memiliki pengalaman dalam menangangani mesin yang lebih ramah lingkungan tersebut.
Kepala Divisi Marketing PT IAMI, Attias Asril mengatakan, standarisasi emisi Euro 4 untuk kendaraan komersial itu diterapkan pada mesin diesel common rail, dan teknologi tersebut sudah dimiliki Isuzu Giga sejak 2011.
“Selama berada di pasar Indonesia menggunakan bahan bakar yang sekarang ada dipasaran, tidak pernah ada masalah,” ujar Attiat dalam diskusi virtual bersama Forwot, dikutip, Kamis 3 Februari 2022.
Bermodal pengalaman tersebut, maka bengkel resmi Isuzu tidak asing dengan sistem injeksi yang tersemat pada mesin peminum solar. Sehingga untuk perawatan tidak perlu dikhawatirkan, karena teknisi Isuzu sudah terlatih.
“Dan ini modal kami, dan customer pengalaman Isuzu sangat siap memasuki Euro 4. Kami juga sudah mensosialiasikan kepada customer, dan memberikan pelatihan kepada bengkel-bengkel mitra di luar dari bengkel resmi,” tuturnya.
Lebih lanjut Attias menjelaskan, ada dua hal yang membuat kendaraan komersial itu bisa diubah dari Euro 2 menjadi Euro 4, yakni sudah memiliki sistem pengabutan injeksi model satu jalur atau common rail, dan disematkan katalis pada pembuangan akhir.
“Adanya sirkulasi gas buang untuk digunakan kembali sehingga menghasilkan pengurangan emisi atau nitrogen oksida, lalu ada okisasidasi katalis di exhaust,” sambungnya.