Sukses Hadapi Krisis, Penjualan Mobil Tesla Meroket Tajam
100kpj – Sejak kemunculan pandemi corona di dunia, tak sedikit industri roda empat yang mengalami krisis chip semikonduktor. Imbasnya, proses produksi kendaraan mengalami hambatan besar.
Kendala yang sama turut dirasakan merek mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla yang sempat kelimpungan di kuartal pertama dan kedua tahun ini. Sebab, kendaraan yang mereka produksi kebanyakan mengusung teknologi canggih. Sehingga membutuhkan lebih banyak komponen tersebut.
Baca juga: Efek Kondisi Jalan, Mobil Tesla di India Harus Dibuat Lebih Tinggi
Berkaca dari kenyataan tersebut, Wall Street akhirnya membuat perkiraan, Tesla harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan kinerja penjualan hingga akhir tahun. Namun, nyatanya, mereka mampu keluar dari krisis lebih awal dan mencatat peningkatan penjualan 15 persen dari Juli ke September (Kuartal III).
Chief Executive Officer atau CEO Tesla, Elon Musk berkisah, Tesla sebenarnya sempat mengalami kekurangan suku cadang yang parah pada awal kuartal ketiga. Bahkan, kala itu, pihaknya mendesak karyawan untuk mendorong pengiriman di akhir kuartal.
"Gelombang pengiriman akhir kuartal kali ini luar biasa tinggi," ujar Elon Musk, dikutip Reuters, Senin 4 Oktober 2021.
Namun, berkat tangan dingin Elon, Tesla mampu keluar dari krisis tersebut. Bukan hanya di Amerika Serikat, pabrik Tesla di China juga mengalami peningkatan ekspor ke Eropa dan kehadiran Model Y membuat penetrasi pasar mereka makin kuat.
Menurut data Refinitiv, disitat dari Antara, Tesla dikabarkan telah mengirimkan lebih dari 241.300 kendaraan secara global pada kuartal Juli hingga September, naik 73 persen dari tahun sebelumnya. Analis memperkirakan pembuat mobil listrik akan mengirimkan 229.242 kendaraan
Sementara General Motors (GM), Honda dan beberapa pesaing besarnya mencatat penurunan penjualan di AS pada kuartal ketiga. Hal itu dikarenakan adanya krisis chip yang berkepanjangan.