Test Drive Toyota Raize: Kemampuan Mesin 3 Silinder Yang Mengejutkan
100kpj – Toyota Raize menjadi produk pertama PT Toyota Astra Motor (TAM) di Indonesia yang memiliki segudang fitur canggih, namun dengan harga terjangkau. SUV kompak yang dirilis pada 30 April 2021 itu ditawarkan dalam beberapa tipe.
Salah satunya Raize 1.0T GR Sport CVT matik yang kami coba langsung mengelilingi Jakarta. Harganya dibanderol Rp244,700 juta jika melakukan pemesanan pada April-Mei 2021, sedangkan memasuki Juni menjadi Rp263,200 juta.
Perbedaan harga tersebut, mengikuti penyesuaian insentif PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang diberikan pemerintah. Lantas gimana dengan impresi berkendaranya?
Dimensi panjang Raize hanya 4.030 mili meter, lebar 1.710 mm, dan tinggi 1.635 mm. Terlihat cukup kompak, namun saat masuk ke dalam kabin posisi duduk pengemudi dengan tinggi badan 175 cm masih terbilang nyaman.
Namun kurang ergonomis, karena pengaturan setir hanya atas dan bawah, belum teleskopik atau maju dan mundur. Serba salah, ketika posis kaki sudah pas tapi jangkauan tangan menggapai setir terlalu jauh maka perlu penyesuaian.
Sedangkan visibilitas cukup baik, area depan terlihat jelas begitu juga sisi kanan dan kiri mobil. Yang menarik kami terasa mengendarai SUV, karena desain kap mesin dibuat lebih tinggi, jika ditarik lurus dari dashboard interior.
Ground clearance juga tinggi dengan ukuran 200 mm. Sehingga meski dimensinya kompak, kami merasa percaya diri mengendarainya di jalan raya. Bahkan pengendalian setir juga tidak terlalu enteng seperti hatchback atau city car.
Pergerakan elektrik power steering, sepertinya mengikuti beban dari ukuran velg yang cukup besar, yakni 17 inci dibalut ban 205/60 depan dan belakang. Namun handling Raize sangat baik, meski jarak pijak ke tanahnya tinggi.
Saat kami bermanuver dengan kecepatan 60 km per jam tidak terasa limbung sama sekali, begitu juga dalam kecepatan tinggi di jalan lurus bebas hambatan. Gejala body roll terminimalisir dengan sempurna, karena ukurannya yang kompak.
Raize dibangung menggunakan platform Toyota New Global Architecture yang diklaim memiliki gravitasi lebih baik, meskipun bobotnya ringan. Hal lain yang menjadi perhatian adalah, sensasi dari karakter mesin tiga silinder 1.000cc turbo.
Ternyata anggapan orang dengan mesin yang memiliki silinder ganjil akan menghasilkan getaran ke kabin, atau suara bising ternyata di Raize tidak terjadi. Suara mesin hanya terdengar di luar, namun tidak masuk ke dalam ketika berkendara.
Bahkan tidak terasa sedikitpun getarannya, sangat halus seperti halnya mesin empat silinder. Soal tenaga, kami coba berakselerasi dari kondisi diam hingga 100 km per jam, ternyata tidak terlalu responsif alias masih ada jeda sedikit.
Artinya mesin turbo 12 valve DOHC VVT-i dengan kompresi 9,5 banding satu itu tidak bisa diajak kerja keras dari putaran bawah. Kecuali posisi sudah bejalan, atau di atas 40 km per jam secara teratur tenaga terus mengisi sampai puncaknya.
Di atas kertas, tenaga maksimal yang dapat disemburkan mencapai 98 PS atau setara 96,6 daya kuda di putaran 6.000 rpm, dan torsi puncak 14,3 kgm atau 140,2 Newton meter di 2.400-4.000 rpm.
Untuk konsumsi bahan bakar minyak alias BBM, kami mendapatkan hasil 11,3 km per liter dengan jarak tempuh sekitar 80 km. Dengan catatan, di dalam mobil tiga orang dengan bobot rata-rata 60-75 kilogram, belum termasuk barang bawaan.
Selama per jalanan kami memacu mobil dengan tidak teratur, kemudian sempat stop and go di tengah kamacetan Ibu Kota, melewati tanjakan dan lain-lain. Sehingga tidak heran, jika hasilnya tidak sesuai dengan klaim Toyota, yakni 17,8 km per liter.
“Konsumsi BBM Raize 5,6 liter per 100 kilometer untuk mesin 1.0-liter turbo,” ujar Marketing Direktur PT TAM Anton Jimmi Suwandy.
Dalam sesi test drive kali ini, kami melakukan perjalanan dari kawasan Blok-M, Jakarta Selatan kemudian melewati Jalan Sudirman, dan melipir ke Kuningan City untuk membuktikan ketangguhan Raize melibas tanjakan 13 di pusat perbelanjaan tersebut.
Hasilnya cukup baik, tidak ada raungan mesin berlebihan ketika kami melewati tanjakan di lahan parkir tersebut dengan kecepatan rata-rata 10-20 km per jam. Tidak ragu berhenti di tengah tanjakan, karena dilengkapi HSA (Hill Start Asssit).
Sehingga tidak akan merosot di tanjakan dengan kemiringan tertentu, tanpa perlu menaikkan tuas rem parkir yang masih manual. Fitur lain yang kami coba adalah Lane Departure Assist (LDP) ketika memasuki jalan Tol dalam kota menuju PIK 2 (Pantai Indah Kapuk).
Fitur tersebut akan bekerja ketika mobil melewati marka jalan. Bahkan teknologi itu memberikan getaran, dan sedikit perlawanan pada setir ketika kami menyalip kendaraan lain, atau ke luar marka jalan tanpa menyalakan lampu sein.
Sistem keamanan lainnya yang dibekali pada Raize GR Sport meliputi Blind Spot Monitoring, Rear Crossing Traffic Alert, Pedal Missoperation Control, Front Departure Alert, Adaptive Cruise Control, Pre Collision System, Vehicle Stability Control, kamera parkir, pengereman ABS.
Terdapat indikator pengingat sabuk pengaman untuk setiap kursi di bagian depan dekat kaca spion tengah. Selain itu, head unit berukuran 9 inci selain menjadi sistem hiburan yang dapat terkoneksi dengan smartphone, juga memberikan informasi terkait ganjil genap.
Untuk fleksibilitas, kami juga mencoba muatan bagasi belakang seluas 369 liter. Meski dimensi Raize kompak, namun cukup banyak barang yang bisa kami angkut kedalamnya.