Suzuki XL7 dan Ertiga Cuma Dikasih Teknologi Ini Agar Dibilang Hybrid
100kpj – Suzuki Ertiga dan XL7 akan disematkan teknologi hybrid demi mendukung era ramah lingkungan di pasar Indonesia. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat berada di Tokyo, Jepang.
Menperin menemui sejumlah principal kendaraan di Negeri Sakura yang menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air. Beberapa brand siap melakukan investasi demi pengembangan mobil listrik, salah satunya Suzuki Motor Corporation.
“Saya bertemu Suzuki, sampai 2024 itu akan menambahkan investasi Rp1,2 triliun. Dan ini akan menjadi basis pengembangan Ertiga, dan juga XL7 yang basisnya mild hybrid,” ujarnya melalui virtual di KBRI Tokyo, baru-baru ini.
Artinya dengan dana segar yang siap digelontorkan tersebut, pabrikan mobil Suzuki di Indonesia hanya membuat Ertiga dan XL7 menjadi semi hybrid. Lantas seperti apa cara kerja teknologi tersebut?
Jenama berlogo S itu menamakan produk ramah lingkungannya dengan embel-embel SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki). Pertama kali teknologi itu diperkenalkan pada Ertiga saat pameran Kemenperin Perhubungan di Monas, Jakarta pada September 2019.
Ertiga mild-hybrid itu mengandalkan mesin bensin dengan kombinasi baterai lithium-ion. Dikawinkan dengan alternator konvensional, sehingga mampu memberikan dorongan tenaga saat mesin pembakaran mulai bekerja.
Sementara fungsi baterai untuk menyimpan tenaga yang dihasilkan Integrated Starter Generator (ISG) sebagai pengganti alternator konvensional, yang akan digunakan ketika mesin membutuhkan dukungan tenaga. Adanya dua komponen tersebut tentu bertujuan agar bahan bakar lebih efisien.
4W Direktur Marketing PT SIS, Donny Saputra mengatakan, teknologi SHVS yang bersarang pada Ertiga model baru tersebut memang dikembangkan di Indonesia. Artinya belum ada negara lain yang menjual Ertiga dengan teknologi tersebut.
“Saat ini masih development untuk pasar Indonesia, detailnya nanti yah. Di Jepang, teknologi SHVS itu sudah diaplikasikan ke Ignis dan Swift sejak 2017,” ujarnya kepada 100kpj.com pada dua tahun lalu.
Tapi jika menelisik cara kerjanya, sangat berbeda dengan hybrid murni seperti milik Toyota Camry atau Corolla Altis misalnya. Di mana tugas baterai untuk menyalurkan setrum ke motor listrik sebagai penggerak roda, tanpa campur tangan mesin konvensional di kecepatan tertentu.
Sedangkan SHVS mirip seperti fitur idling stop motor Honda. Ketika digunakan jalan, kemudian berhenti di lampu merah atau macet mesin akan mati. Namun sistem kelistrikan tetap menyala, jadi saat pedal gas diinjak otomatis ISG akan menyalakan mesin kembali.
Bedanya ketika akselerasi awal, listrik yang tersimpan pada baterai akan memberikan dukungan tenaga ke mesin. Llau daya listrik yang tersimpan di baterai akan dialihkan untuk komponen eektrik lainnya seperti audio, lampu, AC.
Sehingga kerja mesin akan dipusatkan untuk menyalurkan tenaga ke roda, dengan begitu efisiensi bahan bakar diklaim lebih irit. Nah, saat laju mobil mulai melambat, otomatis ISG mengubah energi kinetik dari putaran roda menjadi energi listrik untuk mengisi baterai atau aki.
Begitu saat melakukan pengereman, pengisian daya listriknya akan bertambah besar. Jika kecepatan 15 kilometer per-jam dan posisi gigi dipindahkan ke netral. Otomatis mesin akan mati sementara namun kelsitrikan tetap menyala atau engine auto stop.