Menteri Perdagangan Ingin Innova dan Xpander Serbu Australia
100kpj – Banyak produsen otomotif yang menyudahi produksi Australia karena industrinya tak secemerlang masa lalu. Sebab daya saing produk buatan mereka kalah saing dengan unit yang didatangkan dari negara lain.
Belum lagi, ekspor juga sulit untuk dilakukan karena biaya produksinya tidak bisa bersaing akibat tingginya upah di negara tersebut. Tapi hal tersebut malah bisa untungkan Indonesia.
Baca Juga: Mercedes Klaim Kuasai Pasar Premium di Indonesia, BMW Gak Ambil Pusing
Ini tak lain karena adanya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement. Di mana, membuat produk otomotif Indonesia bisa dikirim ke Negeri Kanguru dan meningkatkan pemasukan negara, seperti mengekspor Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander.
“Indonesia-Australia CEPA bisa dimanfaatkan untuk menggenjot orang Australia agar menggunakan Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander buatan kita,” ujar Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, dikutip dari VIVA Otomotif Jumat 29 Januari 2021.
Walau Mendag juga menyadari saat ini hal itu belum bisa dilakukan. Salah satu penyebabnya, yakni karena adanya perbedaan standar antara kedua negara.
“Tapi ternyata, kita belum siap karena ada beberapa hal yang penting. Salah satunya itu, karena mobil-mobil yang diekspor merupakan standar kita, jadi tingkat enviromental tidak seperti di Australia,” tuturnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, jumlah kendaraan buatan dalam negeri yang dikapalkan ke berbagai negara pada tahun lalu adalah 232 ribuan unit.
Jumlah itu turun 30 persen dari tahun sebelumnya, akibat adanya pandemi yang melanda banyak negara di dunia. Sementara itu, jumlah unit terurai yang diekspor pada 2020 yakni 53 ribuan unit, turun 60 persen dari 2019 yang tercatat 133 ribuan unit.