Kaget, Wanita Indonesia Ini Kembangkan Autopilot Mobil Tesla
100kpj – Tesla merupakan perusahaan mobil listrik asal Amerika yang cukup bikin geger di Indonesia, nama Tesla cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia lantaran mobil listrik tersebut ada di dalam konten-konten yang dibikin oleh artis-artis papan atas Indonesia, di channel Youtube mereka.
Selain itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi ditemani Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pembicaraan khusus bersama CEO Tesla, Elon Musk melalui sambungan telepon, Jumat 11 Desember 2020 lalu. Pada pembicaraan tersebut, Jokowi menawarkan Elon mengenai kemungkinan investasi mobil listrik Tesla di Indonesia.
Kali ini Tesla kembali bikin geger karena terkuak ada siswi lulusan SMA Pelita Harapan, yang ikut mengembangkan teknologi autopilot pada mobil listrik buata Amerika Serikat ini.
Wanita tersebut adalah Moorissa Tjokro, yang berprofesi sebagai Autopilot Software Engineer atau insinyur perangkat lunak autopilot untuk Tesla di San Francisco, California.
“Sebagai Autopilot Software Engineer, bagian-bagian yang kita lakukan, mencakup computer vision, seperti gimana sih mobil itu (melihat) dan mendeteksi lingkungan di sekitar kita," kata Moorissa seperti dilansir dari Antvklik, Selasa 22 Desember 2020.
Lebih lanjut wanita yang melanjutkan pendidikan S2 jurusan Data Science di Columbia University, di New York menjelaskan bahwa dirinya ingin sekali membuat sistem autopilot tersebut dapat digunakan dengan aman.
"Jadi sebelum diluncurkan autopilot software-nya, kita selalu ada very rigorous testing (pengujian yang sangat ketat), yang giat dan menghitung semua risiko-risiko agar komputernya bisa benar-benar aman untuk semuanya,” jelas wanita berusia 26 tahun ini.
Fitur Full-Self-Driving adalah salah satu proyek terbesar Tesla yang ikut digarap oleh Moorissa. Fitur ini merupakan tingkat tertinggi dari sistem autopilot, di mana pengemudi tidak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas.
“Karena kita pengin mobilnya benar-benar kerja sendiri. Apalagi kalau di tikungan-tikungan. Bukan cuma di jalan tol, tapi juga di jalan-jalan yang biasa,” tambah perempuan yang hobi melukis di waktu senggangnya ini.
Moorissa mengaku bahwa proses penggarapan fitur ini benar-benar sulit dan telah memakan jam kerja yang sangat panjang, khususnya untuk tim autopilot, yang mencapai 60-70 jam seminggu.
Mengingat tugasnya yang harus menguji perangkat lunak mobil, sebagai karyawan, Moorissa dibekali mobil Tesla yang ia gunakan sehari-hari. “Karena kerjanya dengan mobil, juga dikasih perk (keuntungan) untuk drive mobilnya juga kemana-mana, biar bisa di-testing,” pungkas Moorissa.
Baca juga: Tak Hanya Mobil Listrik, Tesla Diminta Presiden Jokowi Kembangkan Ini