100kpj – Ban merupakan salah satu komponen vital pada sepeda motor. Hal ini lantaran berkaitan langsung dengan gerak laju kendaraan. Namun beberapa tahun belakangan, tren mengubah ban banyak terjadi di Tanah Air, mulai mamakai ban dengan ukuran lebih gambot, atau juga sebaliknya yakni memakai ban ukuran sangat kecil.
Nah, untuk yang terakhir, risikonya lebih besar. Karena meningkatkan peluang kecelakaan. Jika bicara waktu, tren ban cacing memang kita akui sempat booming di era 2000-an. Ini seiring pengaruh dunia modifikasi Thailand yang ikut-ikutan mewabah ke Tanah Air. Penyuka modifikasi menganggap, selain dipercaya membuat motor lebih enteng jika diajak balapan, ban cacing juga dianggap dapat menambah manis penampilan tunggangan.
Lantas, apa sih sebenarnya kelebihan dan kekurangan penggunaan ban cacing pada motor? Jawaban ini pernah disampaikan situs resmi Honda. Kalau bicara kelebihan, seperti 100KPJ kutip dari keterangan, Kamis, 19 Desember 2019, penggunaan ban cacing pada motor tentu membuat tarikan motor lebih ringan dan akselerasi juga makin bagus.
Dari sejumlah data yang dihimpun, saat menggunakan ban berukuran kecil, maka motor akan mengalami perbedaan yang lumayan signifikan terutama untuk tarikan gas pertama, lebih enteng, dan lebih agresif. Beda jika motor menggunakan ban standar, biasanya tarikan agak lemot.
Tentu saja motor lebih gesit dan cepat, karena penggunaan ban cacing ini memang kerap dilakukan pada motor-motor yang mengikuti ajang drag bike dan digelar resmi. Sementara perkembangan tren saat ini, tidak demikian. Ban cacing justru dipakai pada motor untuk aktivitas harian dengan mobilitas yang lumayan tinggi.
Sebenarnya, ban cacing selain memiliki kelebihan dapat membuat tarikan lebih enteng sepeda motor, juga dapat membuat rantai dan gear motor lebih awet. Namun, tentunya salah jika digunakan untuk aktivitas harian.
Kekurangan ban cacing
Ada kelebihan ada juga kekurangannya. Bagi Anda yang menggunakannya, wajib diperhatikan. Sebab mengganti ban motor dengan ukuran yang sangat kecil untuk aktivitas harian lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Yang paling mengerikan, potensi biker mengalami kecelakaan lebih besar ketimbang biker yang menggunakan ban motor standar bawaan pabrik.
Setidaknya, penggunaan ban cacing bisa menyebabkan motor mudah tergelincir atau selip. Saat menggunakan ban motor berukuran kecil dan melaju dengan kecepatan tinggi, hal ini sangat berbahaya untuk bermanuver, karena motor akan menjadi tidak stabil. Analoginya, ban kecil tak sanggup mengimbangi bobot motor dan juga pengendaranya.
Kerugian lainnya, tentu saja bisa merusak pelek motor. Ban yang berukuran kecil tentunya tidak sanggup meredam benturan atau getaran, sehingga menyebabkan pelek motor bisa bengkok, serta oblak.
Sebagai contoh, jika motor dengan ban cacing berjalan di medan bebatuan dan berlubang, tentu pengendara tak bisa menghindar. Alhasil, pelek mudah peyang, atau rusak.
Maka jangan heran, karena potensi besarnya kecelakaan pada penggunaan sepeda motor dengan ban cacing, polisi kemudian melakukan tindakan tegas berupa tilang. Hal itu beralasan, mengingat ban cacing bukanlah standar bawaan pabrik yang sudah diperhitungkan para profesor. Sehingga, potensi kecelakaan menjadi lebih tinggi.
Lain dulu lain sekarang. Lantaran sudah banyak pihak yang sadar akan keselamatan, perlahan tren penggunaan ban cacing mulai ditinggalkan. Hal ini tak terlepas dari dialektika para biker di Tanah Air yang kini menginginkan modifikasi fungsional, dan tak bikin repot saat dibawa jalan.
"Dulu hiruk pikuk modif tidak terkonsep, kalau kita lihat dulu itu lebih banyak enggak baiknya, misalnya balap liar, motor bodong, ban cacing. Sementara saat ini tren modifikasi motor lagi naik ke arah yang berpikir, lebih konseptual, dan bertanggung jawab," kata pegiat motor kustom Indonesia, Aan Fikriyan, kepada 100KPJ, beberapa waktu lalu.
Aan mengatakan, pengguna sepeda motor saat ini sudah mulai cerdas-cerdas, sehingga toko aftermarket pun dipaksa melayani sesuai tren yang fungsional.