100kpj – Mobil listrik yang beredar di pasar Indonesia sudah cukup banyak, baik dalam status impor alias CBU (Completely Built Up), atau rakitan lokal. Mulai dari merek China, Jepang, Korea, Eropa, hingga besutan Amerika.
Khusus merek China ada Wuling Air ev, dan Binguo EV yang diproduksi lokal, kemudian Neta V, Chery Omoda E5, Morris Garage ZS EV, Morris Garage 4 EV Ignite, dan DFSK Gelora E di kelas komersial.
Belum termasuk Maxus, Great Wall Motor, hingga BYD yang akan menancapkan kuku bisnisnya di Tanah Air.
Kemudian untuk merek Amerika Serikat ada Tesla yang dibawa oleh importir umum, lalu Eropa diwakili oleh Porsche Taican, Mercedes-Benz EQE, EQS, EQA, EQB, BMW i7, i4, iX eDrive40, Mini Cooper SE.
Sementara dari Korea Selatan ada Kia EV6, Hyundai Ioniq 5 yang sudah rakitan lokal, Ioniq 6, dari lineup jenama asal Jepang baru ada Nissan Leaf, Toyota Bz4X, Lexus UX 300e, dan Lexus RZ 450e, serta Mitsubishi L100 EV yang akan diproduksi lokal tahun depan.
Dari sekian banyak mobil listrik yang beredar di Tanah Air, baru dua model yang menikmati insentif pemerintah berupa potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10 persen, yaitu Wuling Air ev, dan Hyundai Ioniq 5.
Namun demi mencapai target netralitas karbon pada 2060, pemerintah sedang menggodok aturan baru berupa insentif untuk mobil-mobil listrik yang statusnya impor, alias CBU di tahun depan.