100kpj – Valentino Rossi sangat antusias dengan perkembangan yang diberikan Yamaha pada motornya pada tes MotoGP di Misano, pekan ini. Terlebih, permintaan pembalap asal Italia ini dikabulkan oleh pabrikan asal Jepang itu.
Sebelumnya, Rossi terus mengeluhkan perbaikan di sistem elektronik motor Yamaha YZF-M1. Dan juga perbaikan-perbaikan yang selama ini dituntut oleh eks pembalap Ducati tersebut.
"Yamaha mulai bekerja untuk hal-hal yang benar, dengan akselerasi dan elektronik agar lebih mudah mengatur ban belakang. Ini sesuatu yang sudah saya minta sejak dua setengah tahun terakhir," ujar Rossi, dilansir Motorsport.
Salah satu komponen yang dicoba oleh Rossi dalam tes adalah swingarm berbahan serat karbon. Carbon swingarm sendiri memang menjadi idaman bagi para pembalap MotoGP.
Tercatat, 4 dari 6 pabrikan telah beralih dari bahan alumunium yang konvensional ke serat karbon. Mayoritas yang memakai carbon swingarm adalah pabrikan yang motornya pakai mesin V4 seperti Ducati, Honda, Aprilia, dan terbaru adalah KTM.
Sedangkan Yamaha menggunakan mesin berkonfigurasi inline-4, sama seperti Suzuki. Akan tetapi, penggunaan carbon swingarm rupanya adalah gagasan yang sudah lama dimiliki Rossi.
"Saya sudah memintanya berkali-kali. Saya pikir dan saya harap, carbon swingarm dapat membantu kami," ujar Rossi.
Lalu apa kelebihannya? serat karbon memiliki banyak kelebihan saat diterapkan untuk pembuatan komponen yang permukaannya lebar, salah satunya swingarm. Bahan yang ringan membuat beban pada ban belakang berkurang.
Artinya,lebih mudah untuk mengatur dimensi/ukuran dari komponen berbahan serat karbon tanpa mengorbankan kekuatan dan tingkat kekakuan yang diinginkan. Sedangkan alumunium akan lebih mudah patah atau rusak ketimbang swingarm serat karbon.
Pembalap juga akan mendapatkan grip yang lebih besar, akselerasi lebih cepat saat keluar tikungan, serta daya tahan ban yang lebih panjang. Dua kunci itu juga yang dicari oleh Rossi selama ini.
Namun, satu buah carbon swingarm sangat mahal dari yang berbahan alumunium. Namun itu berbanding lurus dengan manfaatnya, sebab memperbaiki carbon swingarm diperlukan proses yang lebih rumit, termasuk pemindaian sinar X yang tidak bisa dilakukan di trek.
Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow, pernah juga berharap memakai carbon swingarm. Sayang, statusnya sebagai pembalap satelit, membuat dia mendapat stoknya terbatas ketimbang Marc Marquez karena harganya yang mencapai Rp4 miliar.
"Marc Marquez dan Repsol Honda mendapat prioritas utama. Dan karena swingarm ini berharga 250 ribu euro, kami tidak bisa selalu menggunakannya," ucap Crutchlow pada Juni lalu.