100kpj – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, kebijakan PT Pertamina (Persero) yang hendak menghapus Pertalite dan Premium dari daftar jual BBM sejatinya memberatkan rakyat. Sebab, saat ini ekonomi sedang sulit lantaran pandemi corona.
Faisal menduga, seandainya dua jenis BBM tersebut benar-benar dihapus, maka kemungkinan besar daya beli masyarakat—terutama dari golongan menengah ke bawah—bakal semakin lemah.
"[Waktunya] tidak tepat ya, karena kekhawatiran sekarang adalah bagaimana upaya pemulihan ekonomi, agar daya beli masyarakat tidak jatuh terlalu dalam,” ujar Faisal, disitat dari BBC, Rabu 2 September 2020.
"Kalau kebijakan ini keluar, harga BBM yang bisa dijangkau masyarakat, itu makin lama makin naik. Yang terjadi justru kontraproduktif kepada upaya pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat justru malah digerogoti," tambahnya.
Senada dengan Faisal, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Mulan Jameela juga menyampaikan rasa keberatannya. Dia mengatakan, jika konsumen terpaksa harus membeli Pertamax lantaran dihapusnya Premium dan Pertalite, maka pemerintah harus segera melakukan penyesuaian terkait harga jual.
"Pendapat saya jika benar Premium dan Pertalite dihapus, memungkinkan harga Pertamax diturunkan menjadi sama dengan Premium," tegas Mulan.