100kpj – Di negara berinfrastruktur maju, penggunaan motor listik sudah menjadi hal biasa. Tersedianya perangkat serta layanan pendukung, membuat konsumen tak ragu membeli kendaraan bertenaga seterum tersebut.
Lain halnya di Tanah Air. Meski banyak produsen otomotif mengatakan Indonesia merupakan pasar motor listrik yang potensial, namun keterbatasan infrastruktur, serta kurang tersedianya perangkat penunjang seperti pom pengisian daya, membuat negeri kepulauan ini dirasa belum siap menyambut elektrifikasi.
Namun demikian, pabrikan motor listrik masih terus mempelajari kemungkinan masuknya produk mereka ke pasar Indonesia. Selain menunggu soal regulasi dan peningkatan kualitas infrastruktur, mereka juga telah mempelajari karakteristik konsumen di pasar Tanah Air. Salah satunya Kymco.
Pabrikan asal Taiwan itu memahami bahwa di Indonesia, motor lebih sering digunakan untuk menempuh jarak jauh. Sehingga motor listrik bukan pilihan utama konsumen setempat.
Selain itu, mengenalkan motor listrik ke konsumen Indonesia perlu waktu, serta proses yang bertahap. Sehingga jika nantinya Kymco meluncurkan produk tersebut ke pasar Tanah Air, pemilihan target jual dilakukan terbatas, dengan menyasar beberapa konsumen bertipikal khusus.
“Kalau kami lihat market Indonesia, secara komersial di sektor itu (motor listrik) tentu ada kemungkinan. Konsumennya seperti kurir restoran, tukang antar surat, intinya yang berkaitan dengan usaha jasa antarbarang. Commercially, untuk keperluan bisnis,” ungkap Neo Chen, selaku Direktur Presiden PT Smart Motor Indonesia, di Jakarta.
Meski belum jelas kapan Kymco menjual kendaraan listrik di Indonesia, namun mereka mengaku telah bersiap-siap membawa motor serta perlengkapan terkait produk tersebut ke pulau Bali. Tetapi bukan untuk dijual, melainkan hanya untuk disewakan.
“Kami sudah ada pembicaraan dengan diler utama di Bali. Nanti kita bawa satu set perangkat motor listrik ke sana, tapi sebatas untuk disewakan saja,” kata dia.
(Laporan: Septian Farhan Nurhuda)