100kpj – Setelah sempat ramai dengan pro-kontra kehadiran Gojek di Malaysia, kini pemerintah setempat akhirnya memberi izin pada perusahaan rintisan asal Indonesia itu untuk mengaspal. Gojek menurut rencana akan tayang di Malaysia pada Januari 2020 mendatang.
Jenis kendaraan yang bisa debut adalah jenis roda dua. Di mana, pengoperasian perdananya --berlaku enam bulan, untuk sementara hanya seputar wilayah Lembah Klang, Kuala Lumpur. Wilayah ini dikatakan sebagai kawasan percontohan bagi Gojek.
Ke depan, wilayah jelajah Gojek tentu akan diperluas jika permintaan semakin membesar. "Ojek online akan menjadi komponen penting dalam menyediakan sistem transportasi umum yang komprehensif, serta sebagai mode untuk konektivitas pertama dan terakhir," kata Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke Siew Fook, seperti dikutip dari Dealstreetasia, Selasa, 5 November 2019.
Dengan masuknya Gojek ke Malaysia tentu akan menjadi tantangan bagi Grab, yang sudah hadir lebih dahulu.
"Nantinya, ojek online harus tunduk pada peraturan yang sama seperti yang ditetapkan untuk taksi online," jelas Loke.
Seperti diketahui, sebelumnya, rencana kedatangan Gojek ditolak keras oleh pemilik Big Blue Taxi asal Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail.
Ia bahkan menggelar kampanye hitam yang menjelek-jelekkan Indonesia. Pria gemuk berkacamata itu juga terang-terangan menyebut jika Indonesia adalah negara miskin.
"Ini negara-negara miskin, kita negara kaya. Kalau anak muda Indonesia bagus, mereka tak keluar negeri untuk cari kerja. Gojek hanya untuk orang miskin, seperti di Jakarta, di Thailand, di India, di Kamboja," tegas dia.
Tak hanya Shamsubahrin sebagai pemilik taksi, penolakan juga datang dari kalangan politisi. Salah satunya Khairuddin Aman Razali dari Partai Islam Se-Malaysia.
“Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin yang bertentangan dengan hukum syariah,” ungkapnya.
Rekan satu partainya Husain Awang juga menyatakan bahwa angka pelecehan seksual di Indonesia mengalami peningkatan karena kehadiran Gojek.
Husain mengecam kehadiran Gojek sebagai bukti pemerintah telah gagal dalam membuka lapangan pekerjaan, serta mengurus transportasi umum dan mengatasi kemacetan.
(Laporan: Lazuardi/VIVA)